MEDIAACEH.CO, Banda Aceh – Sebanyak 133 profesor dari seluruh Indonesia, 25-26 Januari 2019, berkumpul di Gedung AAC Dayan Dawood, Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) untuk mengikuti Rapat Kerja Nasional II Forum Dewan Guru Besar Indonesia (Rakernas II FDGBI). Kegiatan yang melibatkan 58 perguruan tinggi ini, mengangkat tema “Sinergis Guru Besar dalam Merajut Persaudaraan dan Pemerataan Pendidikan Tinggi Nasional”.
Rektor Unsyiah, Prof. Dr. Ir. Samsul Rizal, M.Eng., mengatakan kegiatan ini memiliki tujuan mulia untuk mendorong pemerataan pendidikan tingkat tinggi ke seluruh pelosok Indonesia. Sebab menurutnya, saat ini kualitas pendidikan tinggi di beberapa daerah masih sangat timpang dibandingkan daerah lainnya. Salah satu indikasinya jumlah guru besar yang dimiliki oleh perguruan tinggi di daerah relatif sangat minim dibandingkan beberapa perguruan tinggi lainnya.
Ia mengambil contoh Unsyiah yang saat ini telah berakreditasi A, tetapi hanya memiliki 57 guru besar. Jumlah ini kurang dari 4 persen dari jumlah keseluruhan dosen di institusi tersebut. Jumlah ini jika dibandingkan dengan jumlah guru besar di Indonesia, maka jumlah tersebut hanya 1 persen saja. Keadaan ini menurut Samsul juga sama dialami perguruan tinggi lainnya, bahkan di beberapa daerah keadaan jauh lebih parah. Oleh karena itu, Samsul menargetkan di tahun 2022, Unsyiah dapat memiliki 150 guru besar.
“Kita berharap forum guru besar dapat bersinergi, berkolaborasi, serta melahirkan rekomendasi untuk mendorong lahirnya professor baru di perguruan tinggi seluruh Indonesia,” ujarnya.
Direktur Karier dan Kompetensi SDM Kemristekdikti, Prof. Dr. Bunyamin Mahftuh, M.Pd., MA menyebutkan di tahun 2018, Unsyiah termasuk salah satu perguruan tinggi di Indonesia yang mengalami pertambahan profesor terbanyak. Unsyiah berada di peringkat kelima bersanding dengan perguruan tinggi ternama lainnya.
Sementara itu, Plt. Gubernur Aceh, Ir. Nova Iriansyah, MT, yang hadir sebagai keynote speaker mengatakan forum FDGBI dapat dijadikan andalan untuk memajukan pendidikan di Indonesia. Sebab untuk membangun negara bukan hanya tugas pemerintah, tetapi juga tugas semua pihak.
Nova berharap Rakernas FDGBI ini dapat memberikan dampak positif bagi perguruan tinggi di Aceh. Terlebih lagi, Aceh tercatat sebagai salah satu provinsi yang memiliki perguruan tinggi negeri terbanyak di Indonesia. Pertemuan ini menurutnya dapat dijadikan wadah untuk saling bersinergi, membimbing, dan memberi dukungan bagi universitas yang membutuhkan.
“Forum ini dapat dijadikan wadah untuk mensinergikan pemikiran dan gagasan strategis para guru besar, demi mendukung pembangunan dan kemajuan bangsa Indonesia,” katanya.[]
Discussion about this post