MEDIAACEH.CO, Blangpidie – Pakar kebijakan dan hukum, yang juga Tim RPJM Aceh, Miswar Fuady, mengaku mendapati ada oknum guru honorer di Aceh Barat Daya (Abdya) yang arogan dan tidak taat aturan.
“Berbicara tentang Abdya, kami menemukan hal yang sangat tidak wajar dan merusak citra guru, dimana ada oknum guru honorer yang ditempatkan di sekolah A tapi masuk kesekolah B, ketika ditegur malah dia mengancam memindahkan kepala sekolah,” kata Miswar, Rabu 28 November 2018.
Hal ini diungkapkannya saat menjadi pemateri pada kegiatan sosialisasi pendidikan islami yang dilaksanakan oleh Dinas Pendidikan Abdya dengan tujuan melalui sosialisasi itu dapat meningkatkan kompetensi tenaga pendidik dan kependidikan di Aula kantor Bapedda setempat.
Menurutnya, guru-guru yang merasa memiliki orang besar di jajaran Pemkab sehingga bersikap tidak wajar seperti itu, dinilainya dapat merusak citra para guru dan pemerintah setempat jika tidak segera di ambil sikap.
“Saya sudah berbincang-bincang dengan bupati tentang hal ini, beliau sangat sepakat untuk mengevaluasi orang-orang yang bersikap seperti ini di jajarannya,” ujar Miswar tegas.
Lebih lanjut Miswar menyebut, menjadi guru merupakan hal yang tidak mudah. Peradaban sebuah daerah dan negara dimulai dari guru, hancurnya sebuah daerah dan negara juga sangat ditentukan oleh guru.
“Jadi guru ini sangat menentukan, bahkan untuk menghargai seorang guru ditetapkan hari guru,” imbuh Miswar.
Lanjutnya, sebagai legalitas pencanagan pendidikan yang islami di Abdya dimasukkan dalam Mulok dan tidak ada masalah dimasukkan persfektif pendidikan yang islami di Abdya.”Tidak ada masalah dimasukkan persfektif pendidikan dalam kurikulum-kurikulum yang bapak ibuk sampaikan kepada para siswa,” kata Miswar lagi.
Panitia kegiatan melaporkan bahwa kegiatan itu berlangsung selama 10 hari. Setiap harinya sebanyak 100 guru tingkat SD dan SMP hadir.
Adapun narasumber, terdiri dari pakar kebijakan dan hukum, yang juga Tim RPJM Aceh, Miswar Fuady, Affan Ramli, Tenaga ahli Bupati Abdya bidang pendidikan dan kebudayaan serta Fatma Susanti, dari Partisi Pendidikan Aceh.
Discussion about this post