MEDIAACEH.CO, Banda Aceh – Kehidupan antar umat beragama yang paling rukun di Indonesia bahkan dunia ada di Kota Banda Aceh. Kerukunan umat beragama di Banda Aceh telah teruji selama ratusan tahun sejak masa kerajaan dahulu.
Hal itu diungkap Wali Kota Banda Aceh Aminullah Usman dalam sambutannya saat menerima kunjungan Bupati Blitar Rijanto dan rombongan di Pendopo Wali Kota Banda Aceh, Kamis 15 November 2018.
Aminullah pun mengatakan pihaknya merasa tersanjung dengan kedatangan Forkopimda dan FKUB Blitar dalam rangka studi tiru kerukunan umat beragama di Banda Aceh. “Ini akan semakin memotivasi kami untuk berbuat yang terbaik bagi warga kota.”
Menurut wali kota, walau penduduk Banda Aceh mayoritas beragama Islam dan Aceh telah menerapkan syariat Islam sejak 2002 silam, namun tidak pernah terjadi konflik berlatar belakang agama di Banda Aceh. “Jika pun ada gesekan di tengah-tengah masyarakat itu murni karena persoalan pribadi bukan agama,” katanya.
Masih menurut wali kota, kunci kerukunan umat beragama di Banda Aceh yakni segenap elemen kota telah menyadari akan kebutuhan keamanan dan ketenangan dalam hidup bermasyarakat, yang menjadi syarat penting dalam menyukseskan pembangunan. “Hal ini pula yang telah diwariskan secara turun menurun oleh endatu kami.”
“Hal penting lainnya, Pemko Banda Aceh menganggap sama semua warga tak pandang agama, baik dalam pelayanan maupun kesempatan untuk bekerja dan berkarya. Selain itu, umat agama lain seperti Kristen, Budha, dan Hindu juga sangat menghargai syariat Islam yang berlaku di Aceh,” ungkap Aminullah.
“Begitu juga dengan muslim yang tak pernah menyinggung atau melakukan hal yang dapat menyakiti perasaan umat agama lain. Non muslim di Banda Aceh dapat beribadah dengan tenang dan bekerja tanpa gangguan sedikit pun, termasuk dalam menggelar kegiatan seni budaya,” jamin wali kota.
Soal penegakan syariat Islam, sambungnya, Pemko Banda Aceh bersikap tegas. “Tak ada tempat bagi pelanggaran syariat di Banda Aceh. Dan bagi yang tak melanggar syariat tentu tak perlu merasa was-was atau takut untuk berkunjung ke Banda Aceh karena kami sangat welcome terhadap tamu yang datang, sesuai dengan moto kami peumulia jamee adat geutanyoe.”
“Jika terjadi pelanggaran syariat, misalnya terkait maisir (judi) atau khamar (minuman keras) dan pelakunya ada yang non muslim, maka yang bersangkutan dapat memilih hukum pidana yang secara umum berlaku di Indonesia atau hukum syar'i.”
“Dan ternyata ada yang memilih hukum islam karena menurut mereka setelah menjalani hukuman dapat segera kembali beraktifitas dan berkumpul bersama keluarga, dibanding menjalani hukuman pidana penjara menurut hukum pidana,” ungkap wali kota.
Di tempat yang sama, Bupati Blitar Rijanto mengatakan kedatangan pihaknya ke Banda Aceh untuk mempelajari penerapan syariat Islam dan korelasinya dengan kerukunan hidup umat beragama. “Karena di Indonesia hanya Aceh yang menerapkan syariat Islam,” katanya.
“Setelah tiba di Banda Aceh dan melihat langsung, syariat Islam yang berlaku di Banda Aceh bisa mengayomi umat agama lain. Ini luar biasa,” katanya. “Rumah ibadah dan juga sekolah-sekolah agama berdiri l berdampingan tanpa ada permasalahan. Syariat Islam tegak dan kehidupan umat beragama bisa berjalan dengan baik. Luar biasa,” pujinya.
Ia dan rombongan pun terkesan dengan potensi sektor pariwisata Banda Aceh terutama wisata sejarah dan kulinernya. “Kami sudah berkunjung ke Masjid Raya Baiturrahman yang begitu indah dan megah, dan juga Museum Tsunami Aceh yang menjadi pengingat sekaligus wahana edukasi bencana tsunami yang ada di Indonesia,” ungkapnya.
“Dan kulinernya seperti kata Pak Wali memang betul-betul 3E; enak, enak sekali, dan enaaak sekali -mulai dari kari kambingnya, ayam goreng, hingga kopi Aceh yang harus saya akui kalah dari kopi Blitar,” ungkapnya lagi.
Terakhir, Rijanto berharap hubungan baik yang telah terjalin antara Banda Aceh dan Blitar dapat terus ditingkatkan pada masa mendatang. “Kami tunggu kedatangan Pal Wali dan jajaran ke Blitar untuk bersilaturahmi dan bertukar wawasan serta pengalaman demi kemajuan Indonesia,” pungkasnya.
Bupati Blitar Rijanto datang ke Banda Aceh bersama istri Ninik Tjatur Anggraini dan turut didampingi oleh Kapolres Anissullah M Ridha yang juga merupakan putra Aceh. Hadir pula Sekdakab Blitar Totok Subihandono dan sejumlah kepala SKPD serta ketua dan pengurus Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Blitar.[]
Discussion about this post