MEDIAACEH.CO, Banda Aceh – Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Yangon telah mengirim Pejabat Fungsi Protokol dan Konsuler (PF Protkons) untuk menemui 16 nelayan yang ditahan oleh pihak kepolisian di Myanmar. Namun hingga sekarang PF Protkons bersama dua staf lokal belum berhasil menjumpai secara langsung.
Kendalanya hingga saat ini belum ada persetujuan tertulis dari pihak Menteri Dalam Negeri Myanmar untuk bisa bertemu langsung dengan 16 nelayan asal Idi Rayeuk, Kabupaten Aceh Timur tersebut.
“KBRI Yangon juga sudah berusaha menghubungi Menteri dalam Negeri Myanmar melalui kepala protokol Menteri Dalam Negeri Lt. Col. Min Kyaw Thu, namun belum mendapatkan respon,” kata Sekretaris Panglima Laot Aceh, Miftach Cut Adek, di Banda Aceh, Senin (12/11).
Miftach mengatakan, karena sulitnya birokrasi di Myanmar. Pihak KBRI Yangon telah berkoordinasi dengan Direktur Astra Kementerian Luar Negeri Indonesia untuk meminta Kedutaan Myanmar di Jakarta agar bisa menjembatani pesoalan ini. Kedutaan Myanmar di Jakarta agar bisa berkomunikasi dengan otoritas Otoritas Kawthoung, Myanmar.
“Sampai dengan saat ini PF. Protkons KBRI Yangon beserta 2 org lokal staf masih berada di Kawthoung serta mengupayakan agar bisa bertemu secara langsung dengan para nelayan WNI yang ditahan itu,” tukasnya.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, sebanyak 16 orang nelayan asal Aceh ditangkap oleh otoritas negara Myanmar di wilayah perbatasan. Saat ini nelayan asal Aceh yang diduga terdampar itu belum dapat dihubungi.
Nelayan asal Aceh ini ditangkap Selasa (6/11) sekira pukul delapan pagi waktu setempat. Hingga saat ini, mereka belum bisa berkomunikasi dengan berbagai pihak.
Boat KM Buntan Jasa berangkat dari Idi Rayeuk, Kabupaten Aceh Timur melaut pada tanggal 31 Oktober 2018 pukul 14.00 WIB.
Miftach menduga, penangkapan ini disebabkan nelayan asal Aceh itu memasuki teritorial negara lain yaitu Myanmar dan juga berbatasan dengan Thailand. Mereka diduga bukan sengaja masuk ke wilayah negara lain, tetapi karena terseret arus dan cuaca buruk.
“Kita menduga karena mesin rusak dan terbawa arus,” jelasnya.[] Sumber: Merdeka.com
Discussion about this post