MEDIAACEH.CO, Zimbabwe – Kampanye pemilihan umum di Zimbabwe rusuh menyusul serangan bom terhadap Presiden Emmerson Mnangagwa saat berpidato di Kota Bulawayo, Sabtu, 23 Juni 2018.
Laporan media setempat mengatakan, ledakan pada Sabtu kemarin itu terjadi ketika Presiden Mnangagwa bersama politikus lainnya dari partai berkuasa ZANU-PF sedang berjalan menuju panggung di Stadion White City setelah ribuan pendukungnya menginginkan dia tetap tampil pada pemilihan umum bulan depan.
“Mnangagwa, 75 tahun, pemimpin partai berkuasa ZANU-PF, tidak cedera sedikitpun. Beliau selamat,” kata pejabat pemerintah yang tak disebutkan namanya seperti dikutip Al Jazeera, Ahad, 24 Juni 2018.
Sementara itu, laporan televisi milik pemerintah ZBC menyebutkan, Wakil Presiden Kembo Mohadi mengalami luka di bagian kaki dan dilarikan ke rumah sakit di Bulawayo, kota terbesar kedua Zimabwe. “Beberapa orang juga mengalami cedera, termasuk teman istri Wakil Presiden Constantio Chiwenga, Menteri Lingkungan Hidup dan Wakil Ketua DPR,” ZBC melaporkan.
Selain melukai sejumlah pejabat pemerintah, tulis koran Herald, ledakan bom di dalam stadion itu mencederai sejumlah personel keamanan. Menurut ZBC, jumlah korban cedera mencapai 42 orang, enam di antaranya mengalami luka serius.
Dalam keterangannya kepada media Presiden Mnangagwa mengatakan, “Ada benda meledak beberapa inci dari saya. Tetapi, ini bukan waktuku.” Dia menambahkan, “Saya sudah terbiasa dengan aksi seperti ini. Saya bisa menyakinkan Anda, semua ini musuh normal saya.”
Insiden ledakan bom tersebut mendapatkan tanggapan Nelson Chamsia, pemimpin oposisi Partai Perubahan Gerakan untuk Demokrasi. Dia menguraikan, kejadian itu sangat buruk bagi Zimbabwe. “Kekerasan tak memiliki tempat dalam politik kami,” tulisnya melalui akun Twitter. “Kami berdoa dan berharap agar seluruh korban ledakan selamat.”
Televisi pemerintah memperlihatkan gambar melalui layar kaca kepulan asap ke udara di dekat panggung kehormantan presiden dan para pejabat Zimbabwe disusul langkah sigap petugas kesehatan untuk menyelamatkan para korban. Tak lama kemudian, siaran ini dipotong.
Mnangagwa mengambil kekuasaan pada November 2017 setelah pemimpin lama Robert Mugabe diturunkan paksa oleh militer Zimbabwe. Sejak pertama kali Zimbabwe menggelar pemilu pada 30 Juli 1980 menyusul kemerdekaan negeri itu, Mugabe memegang kekuasaan hingga dia dijatuhkan oleh militer. Pada pemilu bulan depan, 33 calon presiden mendaftarkan diri. Mnangagwa berjanji pemilu bakal berjalan bebas dan jujur.[] Sumber: Tempo.co
Discussion about this post