MEDIAACEH.CO, Blangpidie – Wakil Bupati Aceh Barat Daya (Abdya), Muslizar, menemui Nuraini (80) tahun yang tinggal bersama anaknya bernama Nasir di salah satu mushalla Gampong Mataie, Kecamatan Blangpidie, Kamis malam 21 Juni 2018.
Muslizar langsung merespon cepat kabar itu dengan mengunjungi langsung keluarga itu, terlebih itu memang tanggungjawabnya atas jabatan yang diemban.
“Saya sudah bertemu dan ibu Nuraini ini sudah tinggal disini selama dua kali puasa di mushalla itu. Insha Allah pemerintah Abdya akan tangani,” kata Muslizar.
Dia mengatakan, selain akan membantu tempat tinggal, pemerintah juga akan mengatasi persoalan yang dialami anaknya M. Nasir (kurang waras).
“Pasti kita perhatikan,” ungkapnya.
Dilokasi terpisah, Geuchik Gampong Mataie, Nasruddin AR, mengaku aparatur gampong sudah memberikan perhatian kepadanya dengan menyediakan tempat tinggal yang layak huni di gedung SMK komplek pesantren di Mataie, tapi mereka menolak niat baik aparatur gampong.
“Kita pernah menawarkan kepada mereka untuk tinggal di SMK, kalau mereka mau maka akan kita renovasi dulu hingga layak huni satu ruang untuk mereka tinggal. Tapi mereka menolak dengan alasan mistis,” sebut Nasruddin.
Nasruddin, menerangkan bahwa Nuraini merupakan warga Kecamatan Manggeng, dan menikah dengan suaminya warga desa Babahlhung (sebelum definitif) Kecamatan Blangpidie. Sejak saat itu, mereka memang tidak punya tanah, rumah. Didesa itu mereka menempati rumah pemberian warga setempat.
“Sejak menikah dengan suaminya, memang tidak ada rumah di Babahlung,” ungkap Nasruddin.
Beberapa tahun lalu, mereka pindah ke Kecamatan Tangan-tangan karena anaknya menikah dengan warga di kecamatan itu. Disana mereka diusulkan rumah bantuan dari pemerintah lalu, tapi ditolak.
“Kalau alasannya kenapa ditolak, saya tidak tau kenapa,” sebutnya.
Tak berselang beberapa lama, mereka kembali lagi ke desa Mataie dan mengurus tanda penduduk Mataie dengan harapan mendapat rumah bantuan di Desa Babahlueng (setelah definitif). Namun, karena berhubungan dengan waktu, rumah tersebut sudah ada nama yang tempati sehingga dirinya tidak kebagian.
“Tujuan saya sampaikan agar publik tau yang sebenranya, bahwa dia tidak ditelantarkan. Kami pemerintah desa Mataie peduli, begitu juga dengan Babahlueng dan Kutatinggi, tapi mereka yang memilih seperti itu. Mereka lebih memilih tinggal di situ,” sebutnya.[]
Discussion about this post