MEDIAACEH.CO, Banda Aceh – Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTPB) Jaboi, Sabang, akan mulai berproduksi tahun 2019. Kepastian tersebut terungkap setelah pihak pelaksana PT Taruna Aji Karisma (TAK) dan PT Sabang Geothermal Energi telah berhasil melakukan pengeboran sumur 1 dan mendapatkan energi 15 Megawatt (MW).
Direktur Operasional PT. Taruna Aji Kharisma (TAK) Djoko Anityo Wibowo mengatakan, pengeboran sumber energi panas bumi Jaboi rampung tahun ini. Kemudian akan dilanjutkan uji produksi LSM 1-1 dan LSM 1-2 dan akan dilaksanakan pekerjaan kontruksi pada tahun 2019.
Pengeboran sumur injeksi LSM-1-2 sumber panas bumi Jaboi ini diharapkan akan selesai dalam waktu satu bulan, kemudian akan dilanjutkan uji produksi LSM 1-1 dan LSM 1-2.
Hasil uji produksi ini yang akan digunakan untuk desing turbin generator dan sistem perpipaan. Secara pararel akan dilaksanakan pekerjaan kontruksi tahun 2019.
“Untuk sementara ini target awal pembangunan sumur PLTPB Jaboi ini sesuai perencanaan hanya diproyeksikan dua sumur,” kata Djoko Anityo Wibowo saat dimulainya pengeboran sumur 2 sumber panas bumi Jaboi, Rabu (30/5).
Dikatakan, untuk uji produksi sementara LMS 1-1 selama sekitar tujuh hari menunjukan fraksi uap sekitar 27 persen. Semasa uji singkat tersebut telah diperoleh flow rate pada 3 titik tekanan pada interval tekanan kepala sumur 26 27 bar.
Pada bukaan valve 15 persen, total mass flow rate yang tercatat sudah mencapai 125 ton/jam (73 persen air dan 27 persen uap), atau ekuivalen dengan potensi 4,8 MW pada tekanan kepala sumur (TKS) 26-27 bar.
Cara kerja yang dihasilkan dari energi panas bumi ini berbeda dengan energi lain seperti gas, diesel atau batubara, karena energi yang dihasilkan tidak sama atau tidak stabil seperti energi yang dihasilkan dari energi panas bumi.
Kalau energi panas bumi mengeluarkan 20 MW, dia akan terus stabil mengeluarkan daya 20 MW. Kalau dibutuhkan pemakaiannya hanya 15 MW maka, sisanya 5 MW harus dibuang.
Ramah lingkungan
Selain itu, ujarnya, energi panas bumi jika dibandingkan dengan energi lainnya mempunyai kelebihan ramah terhadap lingkungan karena tidak menimbulkan polusi.
Menajer Operasional PT Sabang Geothermal Energi Ir. Agus Riyanto, MT mengatakan, pihaknya sebagai pemegang kosensi WKP Jaboi melalui kontrak IPM yang dilaksanakan PT Taruna Aji Karisma (TAK) telah sukses melakukan pengeboran sumur LMS 1-1 pada awal 2017 dengan target tingkat keberhasilan pengeboran mencapai target sumur produksi hingga 100 persen sukses menghasilkan steam potensi panas bumi yang diperkirakan.
Kapasitas produksi sumur LMS 1-1 terindikasi lebih besar dari pada LHD-5. Pada penarikan garis liner akan diperoleh output minimum sebesar 325 ton/jam total mass flow pada TKS 16 bar dan maksimum > 500 ton/jam. Atau bila dinyatakan dalam MW dengan asumsi konversi uap ke listrik pada inlet turbin 11 bar (condensing plant) adalah 7 ton/jam uap per MW, maka output minimum akan berkisar 13 MW dan maksimum 19 MW.
Untuk membuktikan perkiraan potensi dan memperoleh data aktual sumur, maka perlu dilakukan uji produksi secara maksimal yang memerlukan tempat aman untuk membuang limbah air produksi. Sesuai ijin eksplorasi dan UKL UPL yang dimiliki mewajibkan drilling sumur kedua yang berfungsi sebagai sumur injeksi dan atau sebaliknya mana yang secara scientifik potensi lebih besar akan dibalik menjadi sumur produksi.
Drilling LMS 1-2 kali ini memakai kontrak IPM dengan kontraktor yang sama PT TAK (utama) yang telah membuktikan sukses pada drilling sumur LMS 1-1. Segenap Manajemen PT SGE berharap kesuksesan sumur pertama juga dapat dicapai pada drilling sumur LMS 1-2 dan berhasil mencapai TD pada kedalaman yang sama, kata Agus Riyanto.[] Sumber: harian.analisadaily.com
Discussion about this post