MEDIAACEH.CO, Banda Aceh – Saat bulan Ramadan, istilah ngabuburit jadi familiar di telinga masyarakat. Masyarakat menghabiskan sore hari dengan melakukan kegiatan di tempat favoritnya untuk menunggu datangnya waktu berbuka puasa. Mengisi waktu berbuka puasa dengan kegiatan itu biasa disebut ngabuburit.
Ngabuburit ternyata mendatangkan keberkahan untuk para pelaku usaha. Salah satunya, Ati (34), yang menawarkan jasa penyewaan sepeda air atau akrab disebut “bebek-bebekan” di Setu Babakan, Jagakarsa, Jakarta Selatan.
Menurutnya, saat Ramadan tiba, keuntungannya dari menyewakan sepeda air cukup bertambah dibandingkan hari biasanya. Itu karena banyak warga main bebek-bebek di Setu Babakan selagi menunggu azan magrib berkumandang sebagai tanda berbuka puasa.
“Kalau ngabuburit begini biasanya memang ramai. Tapi, asal tidak hujan saja, kemungkinan akan sepi,” kata Ati saat berbincang sembari menjual tiket sepeda air, Selasa, 22 Mei 2018.
Saat Ramadan, Ati memulai usahanya menyewakan sepeda air sejak pukul 15.00 sampai 17.00 WIB. Di luar bulan puasa, wahana itu buka dari pagi hari. Setidaknya, ada 20 sepeda air yang tersedia di Setu Babakan.
Wisata sepeda air memasang tarif berbeda untuk orang dewasa saat weekend dan weekday. Untuk hari libur, tarif main sepeda air Rp10 ribu per orang, sedangkan hari biasa Rp8 ribu. Beda lagi dengan tarif untuk anak-anak yakni Rp6 ribu per orang.
Dengan harga segitu, masyarakat bisa menikmati berkeliling sebagian Setu Babakan dengan tiga kali putaran. Warga yang menikmati permainan itu juga dalam pengawasan petugas.
“Daerah Setu Babakan memang selalu ramai dikunjungi masyarakat setiap harinya,” ucap Ati.
Hal senada juga dirasakan oleh Mahmudi (35), yang menawarkan jasa menunggangi kuda di Setu Babakan. Rezekinya mengalami peningkatan dari hasil mewarkan sensasi berkuda kepada masyarakat.
Dia memasang tarif Rp15 ribu untuk anak-anak dan Rp20 ribu bagi orang dewasa. Dengan membayar harga segitu, warga bisa berkuda sejauh 300 meter di Setu Babakan. Mahmudi membawa tiga kuda bersamaan dengan rekan lainnya.
“Pas ngabuburit sih biasanya kami mendapatkan banyak sewa dari warga yang nunggu waktu berbuka puasa,” kata pria yang berasal dari Kota Cilacap itu.
Sementara itu, Satgas Setu Babakan, Herman (36) menyebut, dengan banyaknya pengunjung ngabuburit, berdampak pada penghasilan dari tiket masuk di tempat wisata yang menyajikan danau dan pepohonan ini.
Tiket masuk Setu Babakan sendiri hanya dikenai Rp2 ribu untuk warga. Harga ekonomis itu sudah bisa menikmati lokasi seluas sekitar 30 Hektar itu. Tapi, menurutnya, meskipun cukup murah, masih ada beberapa warga yang enggan membayar tarif masuk di Setu Babakan.
“Satu motor Rp2 ribu. Tapi, kadang-kadang ada yang bayar ada juga yang tidak,” kata dia.
Padahal, Herman mengklaim, hasil pembayaran masuk itu akan dialihkan untuk perawatan Setu Babakan yang berada di situs kebudayaan Jakarta Kampung Betawi. “Pengurusnya nanti akan setor ke pihak terkait,” ucap dia.[] Sumber: Okezone.com
Discussion about this post