MEDIAACEH.CO, Aceh Utara – Pemerintah Kabupaten Aceh Utara akan fokus menguatkan dan meningkatkan mutu pendidikan di daerah-daerah terpencil pada tahun 2018 hingga 2019 mendatang. Selain peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) guru, juga akan difokuskan persiapan rumah dinas guru.
“Dari segi kualitas jika saya lihat dari hasil UN kemarin hampir maksimal, cuma kita masih menguatkan daerah-daerah terpencil. Kita fokus daerah terpencil, di situ disiapkan ada rumah guru dan kualitas pendidikannya juga. Peningkatan pendidikan di Aceh Utara khususnya, lebih ke SDM guru di tiap-tiap sekolah, apalagi di daerah terpencil kita fokus supaya terealiasasi seperti yang diharapkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI,” ujar Wakil Bupati Aceh Utara Fauzi Yusuf alias Sidom Peng usai pelaksanaan upacara Hari Pendidikan Nasional di lapangan upacara Gampong Kuta Lhoksukon, Kecamatan Lhoksukon, Rabu (2/5/2018).
Mengenai jumlah sekolah di daerah terpencil yang kualitas pendidikannya masih ketinggalan, Sidom Peng mengaku belum memiliki data detail. “Untuk jumlah sekolahnya belum ada data detailnya, tapi daerah-daerah atau kecamatan terpencil masih ketinggalan. Ini akan kita fokuskan pada 2018 dan 2019 untuk peningkatan mutu pendidikan, khususnya tingkat SD dan SMP,” terang Sidom Peng.
Sementara dalam upacara Hari Pendidikan Nasional 2018 dengan tema ‘Menguatkan pendidikan, memajukan kebudayaan’, Wakil Bupati Aceh Utara itu membacakan amanat Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI.
Di antaranya, Sesuai tema peringatan Hardiknas 2018 ini, marilah kita jadikan ini sebagai momentum untuk merenungkan hubungan erat antara pendidikan dan kebudayaan sebagaimana tecermin dalam ajaran, pemikiran, dan praktik pendidikan yang dilakukan oleh Ki Hadjar Dewantara. Peringatan Hardiknas ini juga kita jadikan momentum untuk melakukan muhasabah, mesu budi, atau refleksi terhadap usaha-usaha yang telah diperjuangkan di bidang pendidikan.
Dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Tahun 2003, BAB I, Pasal 1 ayat 2, disebutkan bahwa pendidikan nasional kita adalah pendidikan yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, sedangkan kebudayaan nasional merupakan akar pendidikan nasional. Di sinilah terjadinya titik temu antara pendidikan dan kebudayaan. Jika kebudayaan nasional kita menghunjam kuat di dalam tanah tumpah darah Indonesia, akan subur dan kukuh pulalah bangunan pendidikan nasional Indonesia.
“Pada Hardiknas ini, mari kita satukan tekad untuk menguatkan pendidikan dan memajukan kebudayaan dengan disertai niat yang ikhlas, serta usaha keras tak kenal lelah dalam mengabdi di dunia pendidikan. Kita menyadari bahwa kondisi ideal pendidikan dan kebudayaan nasional yang kita cita-citakan masih jauh dari jangkauan. Kita terus berusaha keras memperluas akses pendidikan yang berkualitas, terus-menerus mengalibrasi praktik pendidikan agar memiliki presisi atau ketelitian yang tinggi, sesuai dengan tuntutan masyarakat, lapangan pekerjaan, dan kebutuhan pembangunan,” kata Fauzi Yusuf saat membacakan amanat Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI.[]
Discussion about this post