MEDIAACEH.CO, Sigli – Dari jauh asap tampak mengepul di antara puluhan tenda. Orang yang datang hilir mudik dari satu tenda ke tenda lainnya.
Di bawah tenda, sejumlah ibu-ibu sedang serius memasak apam, meski dalam kepulan asap namun tidak menyurutkan semangat mereka dalam memasak apam yang disajikan untuk dinilai oleh dewan juri Pidie Apam Fair 2018.
Penganan berwarna putih berbentuk bulat pipih itu tampak dijejerkan di atas tempat khusus yang beralaskan daun pisang diperlihatkan di atas etalase, di dekatnya juga disediakan kuwah berwarna putih.
Sore tadi di alun-alun Kota Sigli sedang dihelat festival teot apam atau memasak apam secara massal. Pidie Apam Fear yang diselenggarakan oleh Tim Penggerak PKK Pidie ini diikuti oleh perwakilan seluruh kecamatan di daerah penghasil emping melinjau tersebut.
“Festival budaya dan kuliner ini memberikan kesempatan kepada kita untuk kembali bernostalgia dan mendekatkan generasi muda khususnya dengan makanan khas Aceh,” kata Bupati Pidie Roni Ahmad alias Abusyik saat membuka acara Pidie Apam Fair, Minggu 29 April 2018.
Apam merupakan penganan khas Aceh yang diracik dari tepung beras dan disantap dengan kuwah santan manis alias kuwah tuhe. Masyarakat Pidie biasanya memasak makanan tersebut di bulan rajab pada kalender hijriah.
Plt Ketua Tim Penggerak PKK Pidie Wikan Wistihartati mengajak masyarakat Pidie untuk melestarikan makanan khas daerah yang merupakan warisan leluhur.
“Diharapkan apam ini juga dapat disajikan di hari biasa selain bulan rajab sebagai daya tarik wisata,” ujarnya.
Discussion about this post