MEDIAACEH.CO, Pidie-Ketua DPR Aceh, Teungku Muharuddin berziarah ke tiga makam syuhada di desa Pulo Mesjid, Kecamatan Tangse, Pidie, Rabu 18 April 2018.
Politisi Partai Aceh ini tiba sekitar pukul 10:20 WIB dan disambut langsung oleh Teungku Amir, warga setempat yang juga juru kunci makam.
Adapun ketiga makam tersebut adalah Tgk Mahidin atau yang lebih dikenal dengan Tgk Syik Mayet. Ia adalah Panglima sekaligus Wali Negara Aceh setelah Tgk Chik di Tiro Muhammad Amin yang syahid di Gunong Halimon pada 5 September 1910. Kemudian Tgk Syik Ma’ad Muda yang syahid pada 3 desember 1911 dalam perang di Alue Bhot, Kecamatan Tangse, Pidie. Ketiga adalah Tgk Muhammad Hasan yang syahid di Gunong Halimon pada tahun 1910 dalam perjuangan melawan penjajah Belanda.
“Ketiganya adalah simbol heroik rakyat Aceh dan juga sebagai cikal bakal Allah Yarham Teungku Hasan Muhammad di Tiro mendeklarasikan GAM pada 4 Desember 1976. Hal ini berdasarkan sejarah syahidnya Tgk Ma’ad Muda yang syahid di usia 16 tahun di Alue Bhot, Kecamatan Tangse,” ujar Ketua DPR Aceh, Teungku Muharuddin.
Teungku Muharuddin menjelaskan, ketiga makam tersebut menjadi bukti patriotisme rakyat Aceh dalam mempertahankan kedaulatan, agama dan tanah airnya. Hal ini semata-mata demi mempertahankan identitas rakyat Aceh yang bahkan rela mengorbankan harta dan jiwanya tanpa pamrih.
“Peristiwa syahidnya ketiga syuhada ini telah meunjukkan kebesaran rakyat Aceh dalam melawan penjajahan yang tiada taranya. Ini juga mengandung makna yang penuh isyarat, simbolisme yang memberi intisari dan hikmah yang sempurna untuk kita sebagai rakyat Aceh,” ujar Tgk Muharuddin.
Sementara itu, penjaga makam setempat, Tgk Amir mengatakan, makam ini selalu dikunjungi para peziarah dari berbagai kalangan, khususnya eks kombatan.
“Yang agak pendek inilah makam adalah makam Tgk Ma’ad Muda yang syahid di usia 16 tahun. Beliau sangat jenius dan pemberani. Dulu pasukan Belanda sempat mencoba membujuknya untuk menyerah secara damai karena usianya masih sangat muda. Namun bujukan itu ditolaknya hingga syahid di Alue Bhot. Ketika itu Belanda juga ikut menyita Cap Sikureueng dan memenggal kepalanya untuk dibawa pulang ke Belanda,” ujar Tgk Amir.
Discussion about this post