Jakarta – Lebih dari 60 orang Rohingya diduga tewas setelah kapal mereka terbalik dan tenggelam di lepas pantai Bangladesh pada Kamis (28/9).
“Dua puluh tiga orang dikonfirmasi tewas, 40 lainnya hilang dan diduga tenggelam. Total kematian kira-kira 60,” ujar juru bicara Organisasi Migrasi Internasional (IOM), Joel Milman, Jumat (29/9).
Seorang Rohingya yang selamat dalam perjalanan tersebut mengatakan kepada IOM, kapalnya tenggelam saat sedang menyeberang dari Rakhine menuju Bangladesh.
Ia mengatakan, ada sekitar 80 orang di dalam kapal itu sebelum tenggelam. Setelah kapal itu tenggelam, para Rohingya yang selamat hanya bisa menunggu bantuan.
“Orang yang selamat berada di lautan sepanjang malam, tanpa makanan,” ucap Milman, sebagaimana dikutip AFP.
Sementara itu, kapten kapal yang diduga merupakan oknum penyelundup manusia, dilaporkan menghilang dan diduga sudah tewas setelah menerjang badai di lautan.
“Selat Bengali memang merupakan zona mematikan sejak bertahun-tahun lalu,” kata Milman.
Laporan ini menambah kekhawatiran masyarakat internasional terhadap kekerasan militer yang terjadi di Rakhine, terutama terhadap Rohingya.
Sejak bentrokan terakhir pecah pada 25 Agustus lalu, sekitar seribu orang tewas dan lebih dari 500 ribu Rohingya dilaporkan kabur ke Bangladesh.
Bangladesh sendiri sudah tak mau menerima pengungsi karena kini, mereka sudah menampung 400 ribu Rohingya yang kabur ke negaranya akibat sejumlah aksi kekerasan sebelumnya.
Layaknya negara-negara asing lainnya, Bangladesh pun mendesak Myanmar untuk segera menyelesaikan konflik di Rakhine. []
Sumber: cnnindonesia
Discussion about this post