MEDIAACEH.CO, Banda Aceh – Komisi II DPRA melakukan rapat koordinasi dengan mitra kerja PLN, Pertamina dan Dinas ESDM Aceh terkait permasalahan krisis listrik Aceh di ruang Banggar DPRA, Selasa 30 Mei 2017.
Rapat tersebut dipimpin langsung oleh Ketua Komisi II DPRA, Nurzahri, di dampingi wakil komisi II Ramadhana Lubis dan enam anggota komisi II lainnya.
Sementara dari pihak PLN dihadiri langsung oleh GM PLN, Jefri Rosiadi.
Dalam rapat tersebut, Nurzahri mempertanyakan masalah krisis istrik Aceh. Menurutnya, permasalahan listrik adalah masalah tahunan yang tidak selesai-selesai.
“Apa yang menyebabkan Aceh selalu mengalami krisis listrik, kapan permasalah itu bisa diselesaikan,” katanya.
Nurzahri juga menanyakan kepada pihak PLN apa masalah krusial terkait kelistrikan Aceh dan apa solusi dan kontribusi yang bisa diberikan Pemerintah Aceh untuk menyelesaikan permasalah tersebut.
Menjawab pertanyaan itu, GM PLN Jefri Rosiadi, mengatakan terjadi krisis listrik Aceh disebabkan karena adanya kerusakan transmisi. Selain itu, saat ini Aceh belum bisa memenuhi kuota sendiri yang mencapai 360 Megawatt. Sementara sumbangan daya di Aceh sendiri hanya 150 Megawatt. Selain itu terpaksa dipasok dari Medan.
Masalah lainnya adalah kerusakan pembakit listrik PLTU Nagan Raya. Sementara dalam mengnormalkan kembali kinerja pembangkit di PLTU Nagan Raya agar bisa masuk ke sistem itu membutuhkan waktu sampai 20 jam. Sehingga ketika terjadi keruskan, membutuhkan waktu lama dalam pemulihannya.
Jefri Rosiadi juga memohon maaf atas krisis listrik selama bulan Ramadan. Dia mengatakan, kejadian mati lampu saat ini murni karena gangguan sistem bukan karena faktor kesengajaan.
“Tidak ada niatan kami jika setiap puasa listrik mati, ini murni kerusakan,” katanya.[]
Discussion about this post