MEDIAACEH.CO, Mesir- Benua Afrika terkadang terlalu ganas bagi para pendatang. Suhu udara yang terkadang berada di atas 30 derajat celcius teramat membuat para pendatang, khususnya dari Asia Tenggara merasa kewalahan.
Di Mesir, suhu udara di bulan Ramadan kali ini berkisar antara 34-40 derajat celcius. Sedikit berat, sebab itu para pelajar dari Indonesia harus bisa menyesuaikan diri.
Ridho Nafitrah, salah seorang mahasiswa asal Aceh di Cairo, Mesir mengatakan, menjalani puasa di tempat yang jauh dari kampung halaman menjadi tantangan tersendiri bagi perantau dari Aceh. Apalagi harus menjalani puasa dengan waktu yang terbilang lumayan panjang.
Pada bulan Ramadan, umat Islam di Mesir harus berpuasa selama 15,5 jam. Tentu waktu yang terbilang lumayan panjang dibandingkan dengan Aceh yang hanya berpuasa selama 14 jam saja dan tidak mengalami perubahan waktu berbuka.
Kemudian dengan tradisi yang berbeda akan memberikan kesan tersendiri bagi para pelajar nusantara. Terutama tradisi berbuka puasa.
Berbincang seputar buka puasa. Jika di Aceh ada istilahnya berbuka puasa bersama di meunasah atau masjid. Ternyata di Mesir juga ada yang demikian, mereka mengistilahkannya dengan maidah rahman. Tentunya buka puasa bersama ala Mesir sudah terbalut dengan budaya mereka.
Pemandangan unik akan terlihat di jalanan Mesir menjelang berbuka puasa. Tepi jalan di Mesir akan dipenuhi dengan meja makan lengkap dengan hidangan dan alat makan, hidangan tersebut tidak dijual alias gratis. Dan juga makanan yang dihidangkan adalah makanan yang terbilang mewah.
Berbeda sekali dengan di Aceh dan Indonesia pada umumnya bukan?.
Makanan yang disajikan tersebut merupakan sedekah dari para dermawan. Biasanya menjelang berbuka puasa, hidangan berbuka akan dihidangkan oleh para dermawan di masjid-masjid atau di tepi jalan dengan meja makan lengkap dengan kursi dan alat makan. Tradisi ini sudah dipraktikkan secara turun temurun.
“Maidah rahman ini sudah mereka persiapkan jauh-jauh hari, tradisi dan sudah menjadi adat mereka,” kata Alumi Pesantren Modern Misbahul Ulum, Paloh, Kota Lhokseumawe ini.
Ridho menambahkan, para dermawan Mesir akan sangat senang untuk mengajak para pelajar Indonesia dan Asia Tenggara pada umumnya untuk berbuka puasa di maidah rahman yang telah mereka sediakan. Tradisi ini mengajarkan kita untuk saling berbagi.
“Jadi saat berbuka jangan takut tidak makan kalau di Mesir, hidangan akan datang dengan sendirinya,”kata Ridho.
Mungkin pemandangan yang seperti ini jarang kita dapati di negara kita. Dengan tradisi yang berbeda tentu tingkah kita juga akan berbeda. Namun tradisi berbuka puasa di masjid dan meunasah yang dipraktikkan di Aceh juga mengajarkan kita untuk menjadi seorang yang dermawan.
Discussion about this post