MEDIAACEH.CO, Amerika Serikat – Departemen Keamanan Dalam Negeri Amerika Serikat (US Homeland Security) berencana untuk melarang keluar-masuk laptop dari dan menuju negeri Paman Sam itu.
Sekretaris US Homeland Security John Kelly mengatakan kebijakan itu tengah dikaji, untuk meminimalisir segala jenis 'ancaman nyata' terhadap AS. Hal itu dikatakan John beberapa hari setelah ledakan bom di Manchester Arena dalam konser Ariana Grande.
“Ini adalah ancaman nyata, termasuk ancaman bagi dunia penerbangan,” kata John kepada Fox News yang dikutip oleh AFP, Minggu 28 Mei 2017.
US Homeland Security menilai, sangat mungkin kehadiran laptop di udara bisa jadi cara teroris meledakan pesawat saat terbang, terlebih dalam penerbangan di AS.
Pelarangan ini kemungkinan akan mengganggu penerbangan antara Eropa dan dan AS. Setidaknya ada 3.250 penerbangan dalam seminggu, apalagi saat musim panas.
Jika pelarangan laptop ini terjadi, akan menjadi kebijakan paling besar yang diambil oleh John setelah penunjukannya pada 21 Maret lalu. Pelarangan perangkat elektronik ini lebih besar ketimbang ponsel pintar dalam kabin, dan sempat diterapkan di 10 bandara di Timur Tengah dan Afrika Utara.
Turki, Yordania, Mesir, Saudi Arabia, Kuwait, Qatar, Uni Emirat Arab dan Maroko sempat terdampak. Bahkan Maret, Inggris Raya berencana menargetkan aturan serupa.
Pekan lalu, saat kunjungan Donald Trump selama sembilan hari ke Eropa, John bertemu dengan Komisi Uni Eropa di Brussels untuk mendiskusikan kemungkinan pelarangan membawa laptop di penerbangan internasional di dalam kabin.[]
Sumber: CNN Indonesia
Discussion about this post