Yangon – Lembaga tertinggi agama Buddha di Myanmar melarang kelompok garis keras Ma Ba Tha. Langkah ini diambil untuk menangkal pengaruh kelompok tersebut di tengah meningkatnya Islamophobia di negeri itu.
Myanmar terus dilanda ketegangan beragama yang telah berulang kali pecah menjadi kekerasan. Kelompok nasionalis seperti Ma Ba Tha dianggap ikut berperan dengan retorika antimuslim yang kerap didengungkan.
Komite Sangha Maha Nayaka, otoritas Buddha tertinggi di Myanmar, mengirimkan surat ke kementerian-kementerian pemerintah pada Selasa (23/5) untuk menghentikan semua kegiatan kelompok tersebut pada pertengahan Juli mendatang atau akan menghadapi tuntutan hukum.
“Masyarakat, baik sebagai perorangan maupun sebagai sebuah kelompok, tak bisa bertindak apapun di bawah nama Ma Ba Tha,” demikian bunyi surat tersebut seperti dilansir kantor berita AFP, Rabu (24/5/2017).
“Papan-papan nama Ma Ba Tha di seluruh negeri akan diturunkan sepenuhnya hingga 15 Juli selambat-lambatnya,” demikian disampaikan komite Sangha dalam suratnya, seraya mengingatkan bahwa pelanggaran akan dihukum sesuai hukum Buddha dan sipil.
Namun biksu Ma Ba Tha di Yangon mengatakan, kelompok tersebut masih berencana menggelar pertemuan tahunannya akhir pekan ini, meskipun ada larangan tersebut.
“Hal yang paling pasti adalah kami akan menggelar konferensi Ma Ba Tha pada tanggal 27 dan 28 bulan ini,” kata biksu tersebut kepada AFP.
Keputusan Komite Sangha ini disampaikan beberapa pekan setelah komite yang sama, melarang biksu kontroversial, Wirathu berkhotbah selama setahun.Wirathu yang pernah dijuluki “wajah teror Buddha” itu kerap menyerukan batasan-batasan terhadap warga minoritas muslim di Myanmar.
Ketegangan beragama telah meningkat di Myanmar sejak terjadi penyerangan ke pos-pos polisi di perbatasan dengan Bangladesh pada Oktober 2016 lalu. Buntut penyerangan itu, militer Myanmar melancarkan operasi besar-besaran di negara bagian Rakhine yang dihuni warga muslim Rohingya. Operasi itu telah menuai kecaman internasional karena banyaknya laporan mengenai pembakaran rumah, pemerkosaan dan bahkan pembunuhan warga Rohingya.| sumber:detik
Discussion about this post