MEDIAACEH.CO – Seorang jurnalis dari Malta bernama Matthew Caruana Galizia harus pasrah akunnya dibekukan oleh Facebook. Keputusan Facebook itu terjadi karena Matthew mengunggah laporan soal dugaan korupsi yang dilakukan oleh Perdana Menteri Malta.
Matthew mengunggah sejumlah tulisannya di Facebook untuk mendapat pembaca yang lebih luas. Namun, sejak 16 Mei lalu Matthew tak bisa mengakses akunnya. Beberapa tulisan yang ia unggah malah telah lenyap.
Mengutip dari The Verge, perwakilan dari Facebook mengaku masih menyelidiki penyebabnya.
“Kami sedang menginvestigasi postingan itu dan sudah berbicara dengan Caruana Galizia agar ia bisa menerbitkan tulisan yang ia mau, tanpa memasukkan unsur pribadi yang bisa merisikokan keselamatan,” tulis juru bicara Facebook.
Juru bicara tersebut juga berjanji akan mengoreksi kesalahannya bila mereka menemukan buktinya.
Matthew adalah jurnalis penerima hadiah Pullitzer berkat sumbangsihnya dalam laporan Panama Papers tahun lalu. Serial laporan yang ia unggah di Facebook hanya berjarak beberapa pekan dengan pemilu Malta. Akibatnya pemerintah Malta terpaksa menggelar pemilu lebih cepat.
Akibat laporan yang Matthew buat, Perdana Menteri Malta, Joseph Muscat, berang. Ia mengancam akan menggugat Matthew dengan pasal pencemaran nama baik. Belum diketahui apakah ada campur tangan pemerintah Malta ke Facebook untuk menghapus tulisan Matthew di Facebook ataupun pemblokiran akunnya.
Matthew memilih Facebook sebagai medium distribusi laporannya bukan tanpa alasan. Ia beralasan cakupan audiens di Facebook jauh lebih luas ketimbah di surat kabar.
“Responnya luar biasa. Aku tidak pernah menduga akan seperti ini,” kata Matthew.
Insiden ini bukan yang pertama kali di akun Facebook seorang jurnalis yang kritis. Hal ini menimbulkan pertanyaan terhadap sistem moderasi konten oleh jejaring sosial ciptaan Mark Zuckerberg tersebut.
Pada November 2015, seorang jurnalis dari India mendapati akunnya diblokir lantaran menulis laporan tentang kekerasan seksual kepada anak di daerahnya. Sementara pada September 2016, akun Facebook dari jurnalis Palestina juga dibekukan karena dituduh menghasut publik terhadap kebijakan Israel.
Facebook sendiri dikenal cukup kooperatif dengan pemerintah. Kerja sama Facebook kepada pemerintah berupa berbagi data pengguna dan permintaan larangan konten. []
Sumber: CNN Indonesia
Discussion about this post