MEDIAACEH.CO, Jakarta – Direktur eksekutif Nurjaman Center for Indonesian Democracy (NCID), Jajat Nurjaman mengatakan, tidak dapat dipungkiri kalau kemenangan Anies Baswedan-Sandiaga Uno dalam Pemilihan Kepala Daerah DKI Jakarta 2017 lalu, turut mendongkrak popularitas dan elektabilitas Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto.
Akibat hal itu, kini Prabowo berada dalam posisi ideal jika ia memutuskan untuk berpartisipasi sebagai calon presiden di Pemilu 2019.
“Survei ini dilakukan dengan wawancara tatap muka dengan 1.130 responden dengan metode multistage random sampling. Partisipan survei adalah seluruh warga Indonesia yang berusia di atas 17 tahun, dan memiliki hak pilih dengan margin of error sebesar empat persen,” kata dia dalam keterangan tertulis, Sabtu 13 Mei 2017.
Posisi Prabowo bahkan mengalahkan Joko Widodo (Jokowi). Jokowi berada di posisi kedua dengan perolehan suara sebanyak 31,24 persen. Sementara Prabowo di posisi pertama dengan suara 35,16 persen. Survei pemilihan Presiden 2019 dilakukan NCID pada periode April-Mei 2017.
Salah satu faktor yang membuat elektabilitas Jokowi turun adalah ketidakpuasan masyarakat atas berbagai kebijakannya yang dianggap tidak pro rakyat, seperti kenaikan tarif dasar listrik, pencabutan subsidi dan stabilitas keamanan yang terganggu. Juga soal penegakan hukum yang dianggap semakin lemah selama rezim Jokowi. Sementara itu Prabowo dianggap sebagai sosok yang mampu membalikkan keadaan.
Sementara tokoh nasional lain, seperti Jusuf Kalla mendapatkan suara16,4 persen, dan Panglima TNI, Gatot Nurmantyo dengan 8,3 persen. Sementara 8,9 persen diisi tokoh lain dengan suara tidak signifikan, dan mereka yang belum menentukan pilihan. []
Sumber: VIVA
Discussion about this post