MEDIAACEH.CO, Banda Aceh – Mungkin banyak yang tidak menyadari bahwa rumah sakit bisa menjadi sumber penyebaran infeksi. Infeksi nosokomial atau kini lebih dikenal dengan health care-associated infections, merupakan infeksi yang menjangkit tubuh pasien pada saat berada di rumah sakit dan dapat berkembang menjadi infeksi yang parah.
Menurut Sekretaris Umum Indonesian Infection Control Society (INASIC) dr. Ronald Irwanto, SpPD-KPTI, seseorang yang masuk ke rumah sakit sangatlah terpapar atau berpotensi terkena infeksi kuman di rumah sakit atau di fasilitas kesehatan manapun.
Di negara berkembang seperti Indonesia, prevalensi penularan infeksi meningkat hingga 40 persen. Bahkan, 50 persen bayi baru lahir yang terjangkit infeksi nosokomial memiliki tingkat probabilitas kematian lebih tinggi hingga 12-52 persen.
“Ada empat besar infeksi yang terjadi yaitu ventilator assciated pneumonia, terjadi karena lama diventilator, infeksi salurah kemih karena pemakaian kateter urin, infeksi daerah operasi biasanya jahitan bekas operasi tidak kering-kering kemudian infeksi, dan infeksi aliran darah,” ujar Ronald saat media briefing Hand Hygiene di Hotel JS Luwansa, Jakarta, Rabu 10 Mei 2017.
Meski demikian, penyebaran infeksi ini bisa dikurangi dengan menjalankan hand hygiene. Ronald mengatakan, hand hygiene menurut beberapa penelitian mampu menurunkan kemungkinan transmisi penyakit dari pasien ke pasien, atau dari tenaga kesehatan ke pasien.
Bahkan, tingkat efektivitas hand hygiene bisa mengurangi infeksi 50-90 persen.
Hand hygiene adalah kampanye yang digagas Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO yang merupakan suatu upaya atau tindakan membersihkan tangan dengan menggunakan handrub yang mengandung alkohol sesuai dengan langkah-langkah sistematik yang ditentukan untuk mengurangi jumlah bakteri yang tersebar di tangan.[] Sumber: VIVA.co.id
Discussion about this post