MEDIAACEH.CO, Jakarta – Perusahaan energi asal Rusia Rosatom State Atomic Energy Corporation (Rosatom) menyatakan minat untuk mengembangkan pembangkit listrik tenaga nuklir di Indonesia. Tawaran kerja sama itu disampaikan melalui Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan.
Menanggapi hal tersebut Anggota Komisi VII DPR RI dari Fraksi NasDem Kurtubi mengusulan agar Tawaran Rosatom ini disikapi secara positif dan serius dengan tidak lagi menempatkan PLTN sebagai opsi terakhir.
Hal ini, menurutnya, selain supaya bisa mempercepat kemampuan suplai listrik nasional juga memadai untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi nasional menuju pertumbuhan 'double digit'. Terutama energi nuklir dinilainya murah dan bisa menghasilkan kapasitas listrik yang sangat besar.
“Sekali lagi, tanpa di bantu dengan PLTN sulit dapat mengejar ketertinggalan suplai listrik nasional yg saat ini masih relatif sangat rendah,” kata Kurtubi dalam keterangan tertulisnya yang diterima mediaaceh.co, Rabu 10 Mei 2017.
Legislator NasDem Dapil NTB ini menuturkan, dengan indikasi Ekektrifikasi Ratio yang masih sekitar 80 persen, konsumsi listrik per capita di Indonesia masih jauh di bawah negara-negara lainnya, bahkan di kawasan ASEAN. Yakni hanya sekitar 1200 kwh/capita, sedangkan negara tetangga Malaysia sudah di atas 5000 kwh/capita.
“Seringnya terjadi pemadaman, terutama di luar Jawa. Investasi terhambat dan ujungnya pertumbuhan ekonomi yang relatif rendah, di sekitar 5 persen. Padahal untuk dapat mengejar tingkat kemakmuran dari negara tetangga dibutuhkan pertumbuhan ekonomi double digit,” jelasnya.
Perusahaan energi Rosatom melilirik tiga daerah sebagai lokasi pengembangan energi nuklir adalah Bangka-Belitung, kalimantan Timur, dan Batam.[]
Discussion about this post