MEDIAACEH.CO, Pekanbaru – Kepala Kepolisian Daerah Riau Brigadir Jenderal Zulkarnain tidak membantah pemicu penghuni Rumah Tahanan Kelas II-B Sialang Bungkuk, Pekanbaru mengamuk diduga akibat pelayanan yang buruk serta maraknya praktek pungli di dalam Rutan.
“Saya dengar mereka juga dipersulit dalam urusan cuti bersyarat,” kata Zulkarnain, Jumat, 5 April 2017.
Zulkarnain mengaku telah menyampaikan keluhan para narapidana kepada Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Riau. Instansi terkait membantah adanya praktek pungli dan mempersulit para napi dalam urusan administrasi.
Namun faktanya ia masih menerima laporan dari para napi mendapat perlakuan buruk seperti hal tersebut. “Dari organisasi mengaku tidak ada dipersulit, tapi nyatanya para tahanan mengaku dipersulit, artinya ada sesuatu persoalan di dalam sana,” ucapnya.
Zulkarnain mendorong instansi terkait segera melakukan perbaikan secara internal. Kepolisian berjanji akan mengambil langkah hukum jika bukti-bukti praktek pungli menjadi alasan narapidana mengamuk.
“Kami harapkan ada perbaikan secara transparan di internal, jika nanti memang ada bukti-bukti (pungli) kami akan tindaklanjuti, meskipun jumlahnya kecil tetap aja korupsi,” ujarnya.
Alasan lain kata dia, para narapidana mengaku tidak nyaman lantaran kondisi rutan sangat sesak dan tidak sesuai kapasitas, terutama di blok B dan C.
“Ini blok yang paling menyedihkan, untuk pindah-pindah mereka harus pakai fee katanya,” tukas Zulkarnain.
Zulkarnain mengatakan, Polda Riau saat ini mengerahkan 300 personel serta dibantu 67 pasukan dari TNI menjaga Rutan dari luar. Petugas akan terus memantau situasi hingga kondisi Rutan aman dan kondusif. Hingga pukul 22.30 Jumat malam, 5 April 2017, polisi sudah berhasil menangkap 171 dari 200 napi yang kabur.[]
Sumber: Tempo
Discussion about this post