MEDIAACEH.CO, Washington – Kelompok-kelompok hak-hak sipil dan serikat-serikat pekerja menggelar aksi-aksi demo di sejumlah kota di Amerika Serikat untuk memperingati Hari Buruh Internasional. Dalam aksi May Day tersebut, para demonstran memprotes kebijakan keras Presiden Donald Trump soal imigrasi.
Seperti dilansir kantor berita Reuters, Selasa (2/5/2017), ribuan demonstran turun ke jalan-jalan di New York, Washington, Los Angeles, San Francisco dan wilayah-wilayah lainnya untuk menggelar aksi demo May Day pada Senin, 1 Mei waktu setempat.
Para demonstran juga memprotes upaya Trump — yang saat ini tertunda akibat keputusan pengadilan — untuk melarang para pendatang dari sejumlah negara muslim dan menghentikan sementara masuknya semua pengungsi.
Aksi-aksi demo pada 1 Mei waktu setempat itu umumnya berlangsung damai. Namun di Portland, Oregon, aksi demo May Day diwarnai kerusuhan. Sekelompok demonstran berpakaian hitam turun ke jalanan di pusat kota dan melakukan aksi bakar ban, memecahkan kaca-kaca jendela toko-toko, melemparkan proyektil dan merusak sebuah kendaraan polisi.
Kepolisian setempat menyatakan para pelaku sebagai pelaku anarkis. Polisi telah menangkap tiga orang dari mereka.
Di sejumlah kota, toko-toko yang dikelola para imigran dan tempat-tempat usaha lainnya ditutup sementara sebagai solidaritas untuk aksi-aksi demo May Day. Bahkan banyak demonstran yang memilih kehilangan upah harian mereka dengan tidak bekerja agar bisa ikut berdemo.
“Uang akan datang kembali nanti, namun tidak kesempatan ini, tidak hari ini,” cetus David Anaya (44), imigran ilegal asal Meksiko, yang rela kehilangan upah US$ 300 yang biasanya didapatnya sebagai tukang las. Anaya memilih bergabung bersama ribuan demonstran di Taman MacArthur di dekat pusat kota Los Angeles.
Aksi-aksi demo May Day di AS difokuskan untuk memprotes tindakan keras pemerintahan Trump terhadap para imigran ilegal, termasuk meningkatnya penangkapan para imigran gelap untuk kemudian dideportasi.[] Sumber: Detik.com
Discussion about this post