Lhokseumawe – Kantor Perwakilan Bank Indonesia Lhokseumawe, Provinsi Aceh, terus melakukan edukasi kepada masyarakat mengenai sistem keuangan nontunai.
Kepala Perwakilan BI Lhokseumawe Jufrizal di Lhokseumawe, Minggu, menyebutkan bahwa pihaknya akan terus melakukan program edukasi Gerakan Nasional Non Tunai (GNNT) melalui beberapa kegiatan yang mendukung kearah pelaksanaan sistem keuangan nontunai.
Kegiatan dimaksud antara lain melalui kan program edukasi Gerakan Nasional Non Tunai (GNNT) yaitu Lhokseumawe Banking Week (LBW) pada 2016 dan akan dilaksanakan pada 2017.
Selain itu, pihaknya juga melakukan pertemuan dan memfasilitasi antara perbankan dan pelaku industri dalam menyusun layanan transaksi non tunai yang sesuai. Sehingga akan lebih memudahkan bagi pelaku industri dalam mengimplementasi kegiatan keuangan nontunai, ungkap Jufrizal.
Langkah lainnya yang dilakukan oleh BI adalah finalisasi dan implementasi bisnis model layanan pembayaran tunai yang dapat dimigrasikan menjadi non tunai. Sehingga akan lebuh memudahkan bagi siapa saja dalam bertransaksi.
Namun, sebagaimana disebutkan oleh Kepala BI Lhokseumawe itu, bukan hanya di sektor usaha dan jasa yang dilakukan edukasi terhadap gerakan nontunai ini. BI Lhokseumawe juga melakukan implementasi layanan keuangan nontunai di komunitas pondok pesantren (islamic financial inclusion) seperti transaksi pembayaran uang sekolah, pembayaran gaji ustadz, transaksi belanja, pengumpulan zakat dan wakaf.
“Ini merupakan bagian dalam rangka Implementasi Strategi Nasional Keuangan Inklusif (SNKI) sebagai bagian penerapan Peraturan Presiden Republik Indonesia (Perpres) Nomor 82 Tahun 2016 yang bertujuan untuk meningkatkan persentase akses layanan keuangan pada lembaga keuangan formal sebesar 75% pada akhir 2019,” jelas Jufrizal.
Untuk lebih memperluas pengetahuan keuangan, Bank Indonesia juga aktif melakukan edukasi keuangan terutama kepada UMKM binaan dan juga sekolah-sekolah sebagai bagian dari Bank Indonesia Mengajar.| sumber: antara
Discussion about this post