MEDIAACEH.CO, Banda Aceh – Hari itu, Minggu 30 April 2017, jarum jam menunjukkan pukul 12:06 WIB. Kilauan sinar mentara terlihat cerah dari atas bukit.
Saya berhenti di sebuah perbukitan, di Desa Neuhuen, Kecamatan Mesjid Raya, Aceh Besar. Di kompleks ini terdapat sebuah gapura yang bertuliskan
“Kampung Persahabatan Indonesia-Tiongkok” atau yang lebih dikenal dengan Perumahan Jacky Chan.
Di atas perbukitan ini, ada sekitar 606 unit rumah tipe 42 yang dibangun di atas lahan seluas 22,4 hektar untuk korban tsunami.
Jika berada di atas bukit ini, para pengunjung akan leluasa melihat panorama indahnya kawasan pemandangan Kota Banda Aceh dan Kabupaten Aceh Besar.
Sembari menyeruput kopi atau minuman mineral lainnya, para pengunjung akan disuguhi keindahan daratan indah berupa hamparan hijauan dari pepohonan dan persawahan milik warga.
Disini juga, pengunjung juga leluasa melihat indahanya panorama laut yang dikelilingi pasir putih. Gumpalan awan putih di langit yang biru kian menambah suasana menjadi nikmat dan takjub.
Salbiah, warga setempat menuturkan, kompleks perumahan ini menjadi daya tarik wisatawan di akhir pekan.
Menurutnya, kawasan puncak perbukitan ini menjadi magnet tersendiri bagi wisatawan yang mengunjungi perbukitan ini.
“Disini kalau sore harinya, pengunjung yang kebanyakan muda-mudi banyak yang nongkrong disini. Begitu juga di malam harinya, ada sebagian dulunya malah membuat perkemahan disini karena pemandangan malamnya juga lumayan indah,” ujar Salbiah kepada mediaaceh.
Salbiah adalah salah satu dari ratusan warga yang menjadi korban tsunami pada 26 Desember 2004 silam. Disini, wanita asal Kajhu, Aceh Besar sudah menata kehidupannya kembali bersama suami keduanya dan tiga anak-anaknya.
Discussion about this post