MEDIAACEH.CO, Banda Aceh – Akibat menghalangi kerja jurnalis saat meliput pembukaan Pekan Ilmiah, Olahraga, Seni dan Riset (PIONIR) VIII UIN Ar-Raniry oleh Menteri Agama, koordinator bidang keamanan Jasafat dinonaktifkan oleh Rektor Prof Farif Wajdi Ibrahim.
“Sikap Jasafat tidak mencerminkan seorang akademisi kampus,” kata Farid, saat mengadakan konferensi pers di Sekretariat Bersama (Sekber) Jurnalis Banda Aceh, Kamis 27 April 2017.
Dalam silaturahmi bersama, sejumlah jurnalis dari berbagai media baik cetak, online dan elektronik, Farid Wajdi meminta maaf atas prilaku yang telah dilakukan oleh civitas UIN Ar-Raniry itu.
“Saya sangat menyesalkan atas sikap tindakan yang telah dilakukan olehnya. Padahal wartawan ini mitra yang sangat bagi kami. Niat mereka malah ingin mempublikasikan agenda nasional ini,” ujarnya.
Fardi Wajdi mengatakan, atas insiden yang telah terjadi saat pembukaan Pionir kemarin. Pihaknya langsung mengadakan rapat internal dan memanggil Jasafat, namun ia tidak menghadiri panggilan itu.
“Kita udah panggil, tapi tidak tahu kenapa ia tidak hadir dalam rapat kemarin, hari ini pun dia sudah tidak bertugas, ” pungkas Farid.
Sebelumnya, insiden yang dialami oleh salah seorang fotografer LKBN Antara, Ampelsa, terjadi saat momen penyerahan rencong oleh Farid Wajdi kepada Menteri Agama Lukman Hakim, Jasafat dan beberapa resimen mahasiswa (Menwa) tidak mengizinkan para wartawam masuk ke dalam lapangan.
Awalnya, Ampelsa menuruti permintaan Jasafat untuk tidak mendekat. Setelah itu, Jasafat dan Menwa menarik kerah bajunya untuk mundur lebih jauh.
Tak terima dengan kejadian itu, Ampelsa dan wartawan lainnya sempat adu mulut dengan petugas keamanan kampus.
Saat konferensi bersama unsur pimpinan UIN tersebut, Ampelsa mengaku kecewa atas tindakan yang telah dilakukan panitia pengamanan Pionir, seharusnya wartawan tidak dihalangi saat hendak ingin mengambil foto.
“Kita diundang untuk liputan, tapi kenapa dihalangi saat ambil foto, padahal momen yang baik untuk memotret kehadiran menteri di Aceh,” ujarnya.
Lanjutnya, Ampelsa mengaku tidak memiliki dendam apapun kepada lembaga maupun petugas keamanan. Baginya, insiden seperti itu sudah biasa. Hanya saja, ia berharap agar ke depan hal seperti ini tidak terulang kembali.
Dalam pertemuan tersebut, Rektor UIN Ar-Raniry didampingi Wakil rektor III Syamsul Rizal, anggota humas Fuadi dan panitia pioner Bustami. Sedangkan Jasafat tidak hadir dalam pertemuan tersebut.[]
Discussion about this post