MEDIAACEH.CO, Banda Aceh – Perusahaan digital asal Aceh Barat Daya Ombak Visual Multimedia Group, menciptakan aplikasi E-Braile atau papan braile digital dalam kompetisi pendanaan inovasi aplikasi Internasional yang digagas oleh Badan Perlindungan Anak Dunia atau UNICEF.
Kompetisi bertema “UNICEF INNOVATION FUND 2017 itu berlangsung New York Amerika Serikat. Kompetisi ini telah berlangsung selama dua bulan. Peserta yang ikut dari seluruh dunia mereka mengirimkan karya inovasi berupa produk yang ditawarkan dalam bentuk aplikasi video.
Ombak Visual Multimedia Group asal Aceh bekerjasama dengan dua startup asal Bandung dan Ga Code Kaca, telah berhasil lolos tahap seleksi pertama dengan mengirimkan aplikasi E-Baeaile. Aplikasi ini menawarkan tentang solusi bagi penyandang tuna netra agar bisa menggunakan handphone seperti masyarakat umum.
“Kami sudah lolos tahap pertama, tinggal menunggu pengumuman tahap kedua. Dan pemenang nantinya akan di undang ke New York Langsung,” kata Yudya Pratidina, Direktur CV. Ombak Visual Multimedia Group.
Ia menjelaskan, alasan mereka berinisiasi menciptakan apliasi E-Brail karena melihat perkembangan terknologi dan informasi sudah semakin pesat. Sehingga menuntut manusia untuk dapat beradaptasi dengan adanya perangkat-perangkat baru yang diciptakan termasuk juga smartphone.
“Di Indonesia terdapat 3,5 juta tunanetra yang tentu saja kesulitan jika harus mengikuti dan beradaptasi dengan hal ini. Para tunanetra ini membutuhkan sebuah teknologi yang memudahkan mereka menyerap informasi dan berkomunikasi dengan lebih baik,” ujarnya.
Yudya mengatakan, melalui e-braile penyandang tuna netra dapat menggunakan smartphone secara mudah dan dengan harga terjangkau.
“Kami mengembangkan sebuah aplikasi berupa virtual keyboard braille berbasis android yang tidak membutuhkan piranti tambahan. Pengguna android di indonesia adalah 94 % yaitu sekitar 41 juta.”
Saat ini katanya, mereka telah melewati tahap penjurian pertama dan menungu tahap kedua. Jika lolos seleksi maka UNICEF akan mendanai project pengembangan aplikasi ini di Indonesia.
“Alhamdulillah, E-Braile sudah lolos seleksi tahap pertama, selanjutnya aplikasi tersebut akan diuji kelayakannya. Mohon doa dan dukungannya agar kami bisa lolos seleksi uji tersebut. Jika E-Braile lolos seleksi, maka kami akan menjadi perusahaan digital pertama di Aceh yang karyanya digunakan oleh dunia internasional,” kata Yudya.[]
Discussion about this post