MEDIAACEH.CO, Jakarta – Isu keterlibatan Setya Novanto dalam kasus korupsi anggaran kartu tanda penduduk elektronik (KTP-el) diyakini tak menggoyang elektabilitas Golkar. Karena, menurut Sekretaris Jenderal Golkar Idrus Marham, partai ini bergerak dengan sistem.
Idrus mencontohkan, pada 2004 Golkar juga menghadapi masalah. Namun, partai ini tetap menjadi pemenang pemilu legislatif. Perolehan suara Golkar pada pemilu 2004 sebesar 24.480.757.
Menurut Idrus, Golkar menghadapi kondisi yang sama dengan Golkar sekarang. Ketua Umum Golkar Setya Novanto disebut-sebut menerima aliran uang proyek KTP-el. Bagi Idrus, isu ini tidak menggerus dukungan kepada Golkar.
Golkar meraih banyak kemenangan pada pilkada 2015 dan pilkada 2017. Pada 2017, Golkar mengusung 58 pasangan calon kepala daerah dari 101 pilkada.
“Kekuatan Partai Golkar ada pada sistem. Jadi sistem Golkar ini siap menghadapi segala hal dalam artian menghadapi momentum politik apapun. Dua tahun kemarin menang pilkada, padahal baru selesai konflik,” kata Idrus di kantor DPP Golkar, Selasa 25 April 2017.
Pernyataan berbeda disampaikan Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Partai Golkar Yorrys Raweyai, kemarin. Menurut dia, Golkar harus diselamatkan dari dampak besar kasus korupsi KTP-el.
Yorrys menyebut elektabilitas Golkar turun akibat kasus korupsi KTP-el. Ia menilai kunjungan petinggi partai ke daerah-daerah tak membuat elektabilitas Golkar cemerlang.[] Sumber: Metrotvnews.com
Discussion about this post