MEDIAACEH.CO, Blangpidie – Korp Himpunan Mahasiswa Islam Wati (KOHATI) Cabang Abdya menyatakan akan menjadi lembaga utama dalam mengawal kasus pengancaman yang menimpa seorang siswa SMPN1 Blangpidie beberapa waktu lalu di sekolah itu.
Ketua Kohati Abdya Desi Wahyuni menilai, pengancaman terhadap siswa berinisial JK yang dilakukan oleh seorang wali murid yang juga merupakan seorang PNS di jajaran Pemkab Abdya telah mencoreng Kabupaten Abdya sebagai kabupaten dengan julukan kota layak anak.
“Apa yang dilakukan oleh seorang wali murid itu, telah mencoreng Kabupaten Abdya sebagai kabupaten dengan julukan kota layak anak. Sekarang imbas dari julukan tersebut,” kata Desi Wahyuni dalam rilis yang diterima mediaaceh.co, Sabtu 25 Maret 2017.
Menurutnya, kasus tersebut sangat besar efeknya terhadap psikologi perkembangan siswa tersebut. Kasus seperti ini benar-benar harus di usut tuntas oleh pihak yang berwenang. Oleh karena itu Kohati siap memberikan pengawalan terhadap perjalanan kasus ini.
”Kita berharap, kasus pengancaman terhadap anak tidak ada unsur diperlambat-lambat, apa lagi sampai tenggelam tak ada kabar. Sebab efek yang terjadi kedepan akan terulangnya kasus yang sama disebabkan pihak yang berwenang kurang tegas dalam menyikapinya,” ujar Desi.
Diharapkannya, kasus tersebut menjadi pelajaran bagi orang tua murid agar kedepan bisa lebih bijak sana dalam menyikapi persoalan anak. Apalagi hal itu terjadi di zona yang seharusnya memberikan rasa nyama aman dan tenang bagi anak-anak.
“Sekolah itu merupakan zona yang memberikan rasa nyaman, aman dan tenang bagi siswa. Tempat ini merupakan salah satu jenjang lahirnya generasi muda yang nantinya menjadi sosok pemimpin. Di zona itu, tidak ada tontonan yang merugikan mereka,” kata Desi.
Seharusnya lanjut Desi, siapapun wali murid harus faham bahwa setiap sekolah punya aturan dan siapapun wali murid harus menghormati kebijakan yang dibuat oleh pihak sekolah, termasuk tata cara penyelesaian masalah. Sekolah punya tata cara/peraturan tersendiri dalam menyelesaikan masalahnya.
“Intinya apapun masalah, punya tata cara bijak dalam menyelesaikannya, terlebih berkenaan dengan siswa disekolah. Sekolah punya cara sendiri dan itu harus di hormati. Bukan malah memperlihatkan sikap arogan dan 'semau gue' apalagi berkenaan dengan pelajar,” ujarnya.
Discussion about this post