MEDIAACEH.CO, Blangpidie – Relawan Peduli Perempuan dan Anak (RePPA) Aceh Barat Daya, mengutuk keras sikap pengancaman dengan mengunakan pistol yang dilakukan oleh salah satu wali murid SMP N 1 Blangpidie terhadap siswa.
RePPA menilai, sikap seperti itu tidak harus dipertontonkan di depan anak-anak, karena berefek pada psikologis mereka.
Mirisnya lagi, hal itu terjadi saat dikelas sedang terjadi proses belajar mengajar.
“Perbuatan itu bagai perbuatan teror yang tingkat kekejamannya melebihi ledakan bom, karena efek psikologis yang ditimbulkannya terhadap masyarakat sangat signifikan,” kata Dian Guci, juru bicara RePPA Abdya dalam rilis yang diterima mediaaceh.co, Kamis 23 Maret 2017.
RePPA menyatakan, sangat prihatin atas kejadian yang menimpa salah satu murid SMP itu. Menurutnya, hal itu bukan saja berpengaruh pada psikologis anak yang berinisial JK itu saja, namun juga terhadap siswa-siswa lainnya.
Menurutnya, bukan seperti itu yang dilakukan oleh wali murid jika anak mereka bermasalah di sekolah, namun tentu sekolah punya aturan dan lebih kepada berkoordinasi dulu dengan pihak sekolah untuk mendapatkan sebuah solusi yang tepat tanpa harus mempertontonkan sikap yang pada akhirnya merugikan mereka.
“Sangat memprihatinkan. Kita mengutuk setiap aksi menjadikan anak sebagai objek dan menolak untuk menjadi bagian dari usaha apa pun yang menggunakan anak sebagai komoditas,” kata Dian Guci.
Dijelaskannya, puncak fenomena 'pengobjekan' anak adalah isu penculikan sistematis yang tersebar rata di seluruh Indonesia, bahkan juga hingga negara-negara tetangga. Penculikan, yang jelas merupakan pengejawantahan pola pikir 'anak adalah komoditas' yang dapat diperdagangkan dan diperlakukan sesuai keinginan konsumen.
“Merbak isu penculikan anak serta kekerasan pada anak tentu berpengaruh juga dengan psikologi anak, namun paling anyar saat ini adalah kasus berupa penggerudukan seorang oknum Aparatur Sipil Negara (ASN) ke zona yang seharusnya aman bagi anak dan sekaligus melakukan tindakan yang tidak harus diperlihatakan dizona itu,” kata Dian Guci.
Discussion about this post