MEDIAACEH.CO, Banda Aceh – Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Nasional Aceh (PNA), Irwansyah milihat ada sedikit keanehan dalam penembakan Jumadi (51) di Desa Peunaroen Baru, Kecamatan Peunaron, Aceh Timur, Minggu 5 Maret 2017.
“Saya melihat dalam kasus penembakan anggota kami, sebagai ketua bapilu PNA di Aceh Timur agak sedikit aneh. Ketika saya lihat korban, yang saat ini seharusnya didampingi, karena korban itukan juga kunci saksi untuk mengungkapkan siapa pelaku sebenarnya,” kata Irwansyah saat menjenguk korban di RSUZ Banda Aceh, Minggu 5 Maret 2017.
Dikatakannya, sampai dirujuk menuju Banda Aceh, korban tidak dikawal oleh satu orang pun aparat kepolisian.
“Ini adalah keanehan yang kami amati, apakah memang seperti itu atau ada hal lain,” ujarnya.
Ia mempertanyakan kenapa pihak kepolisian tidak mengamankan dan mendampingi korban. “Apakah mereka ada bermain. Bisa saja spekulasi seperti itu, karena sampai ke Banda Aceh tidak ada yang mengawal korban,” ujarnya.
Menurut Irwansyah, resikonya ketika korban dibawa dari Aceh Timur ke Banda Aceh yang pelaku itu tau korban tidak tidak meninggal dan berhasil dilumpuhkan, bisa saja dilumpuhkan tengah jalan dan bisa saja saksi kunci itu bisa hilang.
“Mana pihak kepolisian yang menguntungkan pelaku itu ketika korban tidak di amankan.
Korban adalah ketua Bapilu PNA, satunya lagi rumahnya berdampingan dengan Jumadi,” ujarnya.
Hal ini, menurutnya erat kaitan dengan politik. “Ini bisa saja terjadi karena apalagi banyak kandidat saat ini yang sesat melakukan gugatab ke MK. Dan kita harapkan pihak kepolisian harus bersikap netral dan menjaga pihak korban,” ujarnya lagi.
“Bahkan selama ini korban tau dia sedang diteror, akan tetapi kenapa pihak kepolisian tidak menjaga dan mengawal korban,” ujar Irwansyah.
Discussion about this post