MEDIAACEH.CO, Banda Aceh – Peneliti Aceh Institute, Kika menilai Pilkada serentak 15 Februari lalu di Aceh tidak memberikan peluang bagi kandidat perempuan untuk terpilih sebagai kepala daerah.
Ada 5 calon kandidat perempuan yang maju sebagai bupati atau wakil bupati dalam pilkada serentak 20 kabupaten di Aceh tapi hanya 1 perempuan yang terpilih.
Hal ini diungkapkan Kika dalam diskusi Refleksi Pilkada 2017 Terhadap Ruang Partisipasi Perempuan Aceh 4 Maret 2017 Dalam diskusi tersebut turut juga dihadiri oleh Wali Kota Banda Aceh Illiza Sa'aduddin Djamal dan politisi Partai Golkar. Acara tersebut dilaksanakan oleh Balai Syura yang didukung oleh IRI.
“Selama ini partai politik tidak melakukan kaderisasi yang terstruktur dan sistematis terutama untuk kader perempuan,” ujar Kika.
“Keterwakilan perempuan dalam kepengurusan hanya untuk melengkapi kuota keterwakilan perempuan. Partai politik selama ini terlalu pragmatis untuk memunculkan calon perempuan dan yang disasar selama ini adalah calon yang punya elektabilitas saja sehingga menutup peluang keterpilihan perempuan,” katanya.
Selain itu menurut Kika, kandidat perempuan masih kalah dalam investasi sosial dibanding laki-laki. Investasi sosial jangka panjang merupakan salah satu syarat mutlak untuk memperoleh dukungan dari pemilih.
“Investasi sosial tersebut dapat dilakukan lewat akademisi dan media mainstream dan organisasi perempuan. Tapi hari ini organisasi perempuan lemah dalam mendukung kandidat perempuan itu sendiri,” katanya.
Menurutnya, perempuan memiliki peluang untuk menang di Pilkada,karen jumlah pemilih perempuan lebih banyak dibanding laki-laki.
“Kedepan partai politik dan organisasi perempuan harus menaruh perhatian lebih terhadap permasalahan tersebut” kata Kika.[]
Discussion about this post