MEDIAACEH.CO, Gaza – Palestina mengutuk keputusan Washington yang memveto penunjukan mantan Perdana Menteri Salam Fayyad sebagai utusan khusus Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Libya.
“Keputusan Amerika Serikat terang-terangan menunjukkan sikap diskriminatif,” ujarnya seperti ditulis Al Araby, Sabtu, 11 Februari 2017.
Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres, telah menunjuk Fayyad menempati pos tersebut pada Kamis, 9 Februari 2017.
Selanjutnya, Guterres mengirimkan surat kepada Dewan Keamanan PBB untuk menyetujui keputusannya dengan harapan tidak ada yang berkeberatan.
Tetapi pada Jumat dinihari waktu setempat, 10 Februari 2017, duta besar AS untuk PBB, Nikki Haley, mengumumkan memveto keputusan Guterres.
“Sudah lama PBB tidak fair dan bias memberikan dukungan terhadap otoritas Palestina, sehingga merugikan sekutu kami, Israel,” ujar Haley, Jumat, 10 Februari 2017.
Anggota Eksekutif Organisasi Pembebasan Palestina (PLO), Hanan Ashrawi, mengatakan apa yang disampaikan oleh Haley adalah sesuatu yang tidak bisa diterma.
“Menghalangi pengangkatan Salam Fayyad adalah kasus diskriminasi terang-terangan atas dasar identitas nasional,” ucapnya.
Fayyad, 64 tahun, adalah Perdana Menteri Otoritas Palestina 2007-2013 dan pernah menjadi Menteri Keuangan dua kali.
Dia menggantikan martin Kobler dari Jerman menjabat sebagai utusan khusus PBB untuk Libya hingga November 2015.[]
Sumber: Tempo
Discussion about this post