MEDIAACEH.CO, Banda Aceh – Tim perwakilan Kedubes Kanada untuk Indonesia bertemu dengan anggota Kaukus Perempuan Parlemen Aceh (KPPA) di ruang Banmus DPRA, Banda Aceh, Rabu, 8 Februari 2017.
Pertemuan tim perwakilan kedubes Kanada yang tergabung dalam IRI (International Republican Insititute) diketuai Melissa Cardinal. IRI merupakan sebuah organisasi non pemerintah asal Kanada yang fokus pada isu pemberdayaan hak perempuan dalam kancah dunia politik.
“Jadi kedatangan kami kemari lebih fokus pada prioritas dan hak hak kaum perempuan dalam kancah dunia politik di Aceh. Dalam hal ini, organissi IRI yang didanai oleh kedubes kanada, melakukan monitoring lebih mendalam tentang hak hak perempuan di Aceh pasca damai,” ujar Melissa Cardinal.
Menurutnya, tujuan kunjungan mereka juga dalam rangka melakukan monitoring terhadap situasi dan kondisi keamanan Aceh pasca perjanjian damai berlangsung di Aceh. Dalam hal itu, mereka juga meninjau serta turut memfasilitasi peran dan fungsi kaum perempuan Aceh dalam memperjuangkan segala hak dan kewajibannya untuk berkiprah dalam dunia politik.
“Jadi inti kedatangan kami ke Aceh selain untuk mengetahui tentang situasi kemanan di Aceh menjelang pilkada. Kami juga melihat apa saja hambatan ataupun peran pihak perempuan dalam kursi parlemen. Apalagi selama ini peran dan intelektualitas yang dimiliki kaum perempuan di Aceh juga sudah luar biasa,” ujar Melissa Cardinal.
Sementara itu, anggota DPRA Dr. Mariati dalam sambutannya mengatakan sangat menyambut baik kedatangan mereka. Menurutnya, saat ini peran aktif perempuan di Aceh sangat besar pengaruhnya di Aceh.
“Kami sangat menghargai karena telah bersedia menerima kedatangan kami, meski saat ini sedang disibukkan agenda kampanye pilkada,” ujar.
“Saat ini, peran perempuan Aceh dalam kancah politik di Aceh. Bahkan saat ini umumnya perempuan Aceh sudah banyak menduduki jabatan strategis di beberapa kursi legislatif Aceh, baik dari tingkat DPRK maupun DPR Aceh,” ujar Mariati.
Turut hadir anggota DPRK Banda Aceh, Syarifah Munira, anggota DPR Aceh, Ummi Kalsum dan Hj. Fatimah.[]
Discussion about this post