MEDIAACEH.CO, Banda Aceh – Uban memang identik dengan usia tua. Namun tak jarang orang-orang yang berusia masih muda rambutnya sudah memutih, baik sebagian maupun keseluruhan. Apakah fenomena demikian wajar terjadi?
Rambut beruban dalam istilah kedokteran disebut canities, yaitu proses alami terjadinya penuaan yang berlangsung secara bertahap tanpa memandang jenis kelamin atau ras. Sehingga hampir dapat dipastikan, seiring bertambahnya umur seseorang, uban akan bermunculan.
Menurut ahli kulit kelamin dari Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga, Afif Nurul Hidayati, wajarnya rambut beruban muncul pada dekade ke empat usia seseorang. Munculnya uban pada orang kulit putih rata-rata memasuki usia pertengahan 30-an, orang Asia di akhir 30-an, sementara Afrika pertengahan 40-an.
Namun berbeda ketika rambut beruban ini muncul di usia lebih dini. Dapat dipastikan ada faktor penyebab sehingga rambut beruban muncul lebih lebih cepat pada usia 20 atau sebelum 30 tahun.
Warna hitam pada rambut merupakan hasil dari proses pembentukan melanin yang diproduksi oleh melanosit. Jika produksi melanin ini terganggu atau menurun kadarnya, maka yang terjadi adalah terganggunya proses transfer melanin dari folikel rambut ke batang rambut.
Kondisi itu yang kemudian mengakibatkan terjadinya uban maupun kerontokkan pada rambut. Selain akibat proses alami, penurunan atau kerusakan melanin juga disebabkan karena kerusakan oksidatif akibat tingginya kadar oksidan di dalam tubuh.
Menurut Afif, dari sejumlah penelitian dibuktikan bahwa orang yang beruban di umur lebih dini, punya kadar oksidan di dalam tubuhnya lebih tinggi. Sementara, kadar antioksidan lebih rendah di dalam tubuhnya. Oksidan yang bersifat merusak melanosit ini bisa berasal dari paparan polusi, sinar matahari ultra violet, stres psikologis, stres emosional, toksin, dan asap rokok.
Selain faktor oksidan, seseorang dengan penyakit tertentu juga dapat memicu terjadinya rambut beruban lebih cepat. Seperti penyakit keradangan, penyakit autoimun, mengalami gangguan saraf, penyakit kardiovaskuler seperti jantung, anemia, infeksi HIV, serta menderita beberapa sindrom langka seperti progeria dan pangeria (sindrom Werner).
Faktor pencetus lainnya adalah kehilangan atau kekurangan protein jangka panjang. Namun pada umumnya, kondisi rambut akan membaik setelah kesehatan berlahan membaik. Termasuk di antaranya adalah para pelaku diet yang kekurangan zat gizi tertentu, seperti vitamin, mineral, tembaga, besi, dan zink dalam asupan menu diet setiap harinya.
“Selama tidak mengalami faktor pencetus seperti yang disebutkan di atas, maka rambut beruban masih dianggap aman. Namun jika disebabkan karena kondisi tertentu, maka perlu dicari penyebabnya dan ditangani dengan tepat,” kata Afif, sebagaimana dikutip Dream dari laman unair.ac.id, Kamis 2 Februari 2017.
Agar rambut beruban tidak muncul lebih dini dari usia sewajarnya, sebaiknya melakukan langkah-langkah prefentif. Seperti senantiasa menerapkan pola hidup sehat, pola makan yang sehat dan seimbang, menghindari stres berlebihan, serta meminimalisir faktor oksidan.
Seringkali masyarakat awam meyakini bahwa rambut beruban disebabkan karena terlalu sering keramas atau karena tidak cocok dengan jenis sampo tertentu. Ada juga yang meyakini, rambut beruban karena terlalu banyak memikirkan sesuatu hal. Benarkah demikian? Afif menjelaskan, seputar mitos dan fakta rambut beruban tersebut.
Setiap hari, kata dia, siapapun dihadapkan dengan banyak masalah atau urusan yang menuntut kita untuk berfikir. Selama berfikirnya wajar, maka tak akan berdampak bagi kesehatan. Namun ketika berfikir terlalu berat hingga mengakibatkan stres psikologis, maka itu yang harus dihindari. Sebab, stres yang berlebihan justru mengakibatkan terjadinya peningkatan kadar oksidan di dalam tubuh. Dampaknya jelas merugikan tubuh, termasuk rambut.
Sementara itu, pemakaian sampo sebenarnya tidak akan memicu munculnya uban secara dini. Sebab, sampo tidak memiliki efek menghilangkan melanin di rambut, kecuali sampo yang mengandung bleaching agents.
Rambut beruban merupakan kondisi yang sifatnya progresif dan menetap, meskipun, dapat dimungkinkan terjadi repigmentasi. Pencabutan uban dianggap efektif jika dilakukan kurang dari 10% rambut yang beruban. Hindari pencabutan rambut yang terlalu banyak, karena kebiasaan ini sebenarnya dapat menyebabkan terjadinya keradangan pada kulit kepala.
Oleh karena belum ada terapi yang efektif untuk rambut beruban, maka terapi yang efektif dilakukan adalah dengan kamuflase. Bagaimana caranya? Yakni dengan mengecat rambut menggunakan pewarna sementara (pewarnatekstil), natural (henna), semipermanen, dan permanen. Namun jika rambut beruban disebabkan karena penyakit atau kondisi tertentu, maka kondisi rambut akan membaik seiring dengan pulihnya kondisi fisik.[] Sumber: Dream.co.id
Discussion about this post