MEDIAACEH.CO, Banda Aceh – Gubernur Aceh, Zaini Abdullah mengatakan, peran bidan sangat dibutukan oleh masyarakat Aceh. Tenaga bidan yang hampir merata hingga ke pelosok, sangat membantu memberikan pelayanan yang maksimal kepada ibu dan bayi.
Hal itu disampaikannya saat pembukaan Musyawarah Daerah Ikatan Bidan Indonesia Provinsi Aceh ke IX, di Hotel Grand Nanggroe, Sabtu 28 Mei 2016.
"Mereka (bidan) adalah tenaga professional yang punya kewenangan untuk memberikan pelayanankesehatan khususnya reproduksi kepada masyarakat,” kata gubernur.
Bidan, kata gubernur punya peran besar dalam pelayanan kesehatan reproduksi dan keluarga berencana. Hal itu dibuktikan dari riset kesehatan dasar, yaitu sebanyak 75 persen persalinan, 85 persen kunjungan masa kehamilan dan 80 persen pelayanan keluarga berencana dilakukan oleh bidan. “Permintaan masyarakat terhadap peran aktif bidan dalam pelayanan kesehatan terus meningkat,” ujarnya
Sampai tahun 2014 lalu, tercatat bidan di Aceh berjumlah 10.371 orang. Jika dirasiokan, sekitar 211,4 bidan per 100 ribu penduduk. Jumlah itu dua kali lipat dari rasio bidan nasional sebagaimana standar yang ditetapkan WHO, yaitu 100 bidan per 100 ribu penduduk.
Angka itu membuktikan bahwa kompetisi bidan di Aceh cukup tinggi. Dengan persaingan itu, kompetisi untuk meningkatkan kualitas kerja juga harus terus ditingkatkan. Kualitas itu dapat dilihat dari berkurangnya angka kematian ibu dan bayi. Hasilnya cukup menggembirakan. Terbukti angka kematian bayi menurun dari 15/1000 yang lahir hidup pada tahun 2014 mennjadi 12/1000 lahir hidup pada tahun lalu.
Angka kematian anak balita juga turun dari 17/1000 menjadi 13/1000. Sementara anga kematian ibu turun dari 161/100.000 pada 2014 menjadi 135/100.000 di tahun 2015. Meski demikian, guburnur meminta para bidan terus meningkatkan pelayanan sehingga angka kematian bayi dan ibu bisa terus berkurang.
Discussion about this post