MEDIAACEH.CO, Inggris – Perdana Menteri Inggris David Cameron akhirnya mengaku pernah punya saham di perusahaan offshore ayahnya di Panama. Pengakuan Cameron ini adalah imbas dari bocoran dokumen Panama atau Panama Papers.
Diberitakan Reuters, hal ini disampaikan Cameron dalam wawancara dengan ITV News, Kamis (8/4). Padahal, dalam beberapa pernyataan sebelumnya, juru bicara Cameron mengatakan PM Inggris itu dan istrinya tidak dapat untung dari dana-dana offshore saat ini.
Cameron kepada ITV News mengaku pernah punya saham bersama istrinya Samantha di perusahaan trust di Panama bernama Blairmore milik ayahnya, Ian. Namun saham-saham itu telah dijual pada tahun 2010, saat dia menjadi pemimpin oposisi dan sebelum menjabat perdana menteri.
"Kami memiliki 5.000 unit di Blairmore Investment Trust, yang kami jual pada Januari 2010. Harganya sekitar 30 ribu pound sterling (Rp554 juta)," kata Cameron.
Sebelumnya kepemilikan saham ini tidak diketahui publik. Media Sky News dalam akun Twitternya mengatakan Cameron akan segera mempublikasikan laporan pajaknya.
Ini adalah pernyataan kelima dalam sepekan ini yang dikeluarkan oleh Cameron terkait bocoran Panama yang menyeret nama ayahnya. Awalnya, pihak kantor perdana menteri di Downing Street mengatakan bahwa perkara saham ini adalah masalah pribadi dan mengatakan Cameron tidak mengambil untung dari dana di luar negeri.
Cameron dalam wawancara tersebut juga mengaku tidak tahu apakah warisan sebesar 300 ribu pound sterling atau Rp5,5 miliar dari mendiang ayahnya adalah hasil penggelapan pajak di wilayah-wilayah surga pajak, salah satunya di Jersey.
"Saya jelas tidak bisa mengetahui semua sumber dari uang itu dan ayah saya tidak ada di sini untuk ditanyai," kata Cameron.
Ian Cameron disebut dalam salah satu dari jutaan dokumen yang bocor dari firma hukum Panama, Mossack Fonseca. Dokumen-dokumen itu menunjukkan adanya dugaan praktik penggelapan pajak dan pencucian uang melalui perusahaan offshore di negara-negara surga pajak.
Nama-nama besar dunia bermunculan dalam dokumen itu, di antaranya adalah kerabat para pemimpin dunia, seperti Presiden Rusia Vladimir Putin, Perdana Menteri Xi Jinping dan Perdana Menteri Malaysia Najib Razak.
Panama Papers memicu gelombang penyelidikan praktik ilegal offshore di berbagai negara. Rusia sendiri membantah Putin terlibat dalam praktik haram finansial. Di China, situs-situs yang membahas bocoran Panama diblokir.
Korban pertama dari bocoran ini adalah Perdana Menteri Islandia Sigmundur David Gunnlaugsson yang memutuskan mundur setelah dana offshore atas nama istrinya di luar negeri terbongkar. Demonstrasi besar ribuan orang di Islandia tengah berlangsung, menuntut pemerintah dibubarkan dan digelar pemilu baru.
Di Inggris, seruan agar Cameron mundur menyusul bocoran Panama mulai muncul, salah satunya dari anggota Parlemen dari Partai Buruh John Mann, yang mengatakan Cameron telah "menutupi dan menyesatkan publik" soal dana pribadinya. []
Sumber: CNN Indonesia
Discussion about this post