MEDIAACEH.CO, Banda Aceh – Ketua Komisi VI DPR Aceh, T.Iskandar Daod menyebutkan, persoalan kematian ibu dan anak yang terjadi di rumah sakit ibu dan anak, diduga juga dipengaruhi oleh faktor pergantian SKPA.
“Hal ini menurut saya juga diperngaruhi oleh faktor rutinnya pergantian SKPA di pemerintah Aceh. Awak tanyo hana sempat lom baca silabus ka bungkoh koper (Orang kita belum sempat baca silabus sudah bungkus koper),” kata Iskandar saat menggelar pertemuan membahas soal kasus kematian ibu dan anak di RSIA, Minggu 3 Maret 2016.
Menurutnya, jika suatu persoalan tidak ditangani oleh ahli maka tunggulah kehanjuran, oleh sebab itu pergantian SKPA jangan terlalu rutin, namun berilah kesempatan bagi mereka untuk bekerja.
“Minimal ada uji kompetensi atau fit propertise,” kata Iskandar.
Disamping itu, T.Iskandar membenarkan di RSIA adanya konflik management, namun ia tidak menyebutkan secara detail permasalahan yang terjadi pada rumah sakit tersebut.Persoalan adanya konflik management yang terjadi kata Iskandar, hal itu harus ditangani oleh gubernur Aceh.
“Kejadian ini adalah bagian dari intropeksi diri, soal adanya permasalahan dalam managemen di RSIA itu adalah tanggung jawab gubernur. Apakah ia akan menggantikan direktur pada rumah sakit tersebut itu menjadi kewenangan gubernur,” ujarnya.
Namun pihaknya, hanya bisa merekomndasi kepada gubernur Aceh untuk menyelesaikan kasus kematian ibu dan anak yang terjadi beberapa hari lalu. secara tuntas. serta mengambil keputusan yang bijak.
"Kasus ini harus dijelaskan kepada publik secara tuntas, pemerintah juga harus merespon masalah ini dengan adil,” ujarnya. [] (mal)
Discussion about this post