MEDIAACEH.CO, Banda Aceh – Menyikapi dinamika Pilkada Kota Banda Aceh tahun 2017, Komite Pemuda Banda Aceh Baru sejauh ini melihat bahwa publik telah mengakui tiga besar nama yang akan dijagokan untuk menjadi Wali Kota Banda Aceh mendatang. Ketiga nama tersebut adalah, Illiza Sa'aduddin Djamal, Aminullah Usman dan Teuku Irwan Djohan.
“Tentu ada sejumlah nama-nama lain yang ikut meramaikan bursa calon Wali Kota Pilkada mendatang, tetapi tidak bisa dipungkiri 3 nama tokoh diatas terus mendominasi opini publik,” kata Tuanku Oryza Keumala, perwakilan Komite Pemuda Banda Aceh Baru kepada mediaaceh.co, Minggu 27 Maret 2016.
Tuanku Oryza Keumala atau yang biasa disapa dengan panggilan Ory mengatakan, belakangan ini warga kota Banda Aceh dikejutan oleh dengan tidak tercantumnya nama Teuku Irwan Djohan dalam proses penjaringan nama-nama Bakal Calon Wali Kota dari Partai NasDem kota Banda Aceh.
“Terlepas dari asumsi publik yang beragam dalam melihat fenomena ini, tetapi Komite Pemuda Banda Aceh Baru memiliki beberapa catatan point penting untuk dilihat,” sebutnya.
Menurutnya, NasDem sebagai partai pemenang pemilu yang meraih suara terbanyak dari 14 parpol lainnya di kota Banda Aceh pada pemilu legeslatif tahun 2014 lalu, tidak terlepas oleh peran Teuku Irwan Djohan sebagai ketua DPD NasDem kota Banda Aceh.
“Bang Irwan, berperan penting dan berkonstribusi penuh atas perolehan 4 Kursi DPRK Banda Aceh dan 12.743 suara pemilih yang mencoblos Partai NasDem dalam gelombang 'Irwan Djohan Effect' pada pemilu legeslatif 2014 lalu,” ujarnya.
Komite Pemuda Banda Aceh Baru menilai, jika NasDem mengusung Kandidat Wali Kota pada Pilkada 2017 nanti bukan sosok Teuku Irwan Djohan, maka ini merupakan Anomali Politik.
“Publik kota Banda Aceh sudah terasosiasi dengan baik dengan 'figure' Irwan Djohan, kalau hari ini Banda Aceh memanggil sosok terbaik untuk memimpin kota ini, maka pilihan yang paling Rasional dan Ideal dalam menjawab panggilan sejarah ini adalah sosok Irwan Djohan,” kata Ory.
“Rasa-rasanya tidak sulit untuk memgambil keputusan, untuk menentukan nasib kota Banda Aceh dan kepada siapa 'amanah' ini dititipkan,” pungkasnya.
Oru mengatakan, Banda Aceh yang Baru membutuhkan sosok yang segar dan energik, penuh inovasi dalam menjawab persoalan perkotaan dan memiliki visi yang yang strategis sehingga warga memiliki gambaran Aceh 5 – 10 tahun kedepan seperti apa.
“Kita tidak mau lagi terjebak kepada pemimpin yang bermain pada isue-isue simbolik semata yang sama sekali tidak berhubungan dengan persoalan kota seperti krisis air bersih dan krisis energi, minimnya ruang publik sehingga warga tumpah ruah diwarung kopi dan rencana ekonomi berbasis perkotaan yang mendorong kesejahteraan warga kota.[]
Discussion about this post