MEDIAACEH.CO, Banda Aceh – Siapa yang nggak senang ketika hari wisuda yang ditunggu-tunggu akhirnya datang? Inilah hari dimana kamu mengenakan toga dan samir, namamu disebut, dan dekan memberikan map ijazahmu. Orang tua duduk manis melihat anaknya resmi bergelar sarjana. Hati mereka bangga, kamu pun bahagia.
Tapi, di balik perayaan ini kamu sebenarnya harus menghadapi berbagai kenyataan. Nggak semuanya adalah hal yang mengenakkan. Apa aja sih kenyataan yang harus kamu hadapi itu? Bagaimana juga caranya supaya kamu bisa menyintas tantangannya? Simak, yuk!
1. Euforiamu hanya akan berlangsung di hari wisuda saja
Ah, bahagianya bisa wisuda. Kamu resmi jadi salah satu bagian masyarakat yang terdidik dan “sarjana”. Keluarga besar, bahkan mungkin tetanggamu, akan ikut bangga. Senyummu tak berhenti terpulas: kamu pantas mendapatkan ini setelah tahun-tahun berat yang kamu lewati.
Sayangnya, euforia ini mungkin hanya akan berlangsung satu hari saja. Setelah wisuda, ada ribuan pertanyaan yang akan menghujani kepalamu. Kamu mau kemana? Setelah ini kerja apa? Apa kamu akan langsung diterima bekerja? Bagaimana jika kamu seperti Mbak X di kompleks rumah, yang sudah setahun jadi pengangguran?
Itu baru masalah pekerjaan. Belum lagi kalau kamu menyentuh isu hubungan. Sekarang ketika kamu dan pacarmu sama-sama sudah lulus, apakah kalian siap menjalin hubungan jarak jauh? Atau ketika kamu sudah lulus dan pacarmu belum, bisakah itu tak jadi isu dalam hubungan kalian?
Sudah, tidak apa-apa. Jangan panik dulu. Di hari wisudamu, usahakan tak memikirkan pertanyaan-pertanyaan itu. Alih-alih, nikmatilah saja perayaannya. Ambil foto yang banyak bersama teman-temanmu, bersukacitalah di hari wisudamu. Setelah wisuda, belum tentu kamu bisa se-“lepas” itu.
2. Kamu harus segera menentukan: mau meneruskan kuliah, atau bekerja dulu?
Resmi sudah kamu punya gelar sarjana dan ijazah. Ini saatnya kamu memanfaatkan ijazahmu. Gunakan ijazahmu untuk menggapai apa yang memang kamu impikan. Kalau kamu ingin melanjutkan studi, kamu sudah punya satu lembar resmi dari universitas untuk melanjutkan ke S-2. Kalau kamu ingin mencari pekerjaan, ijazah dan gelar menjadi poin plus-mu.
Apakah kamu bingung harus S-2 atau bekerja dulu? Hipwee pernah menulis artikel yang membahas kegalauan ini: “Lulus Kuliah, Mending Kerja Dulu atau Langsung S-2?”
3. Jangan merasa paling berilmu. Ada banyak yang masih harus kamu pelajari.
Jika mau berhasil, jangan batasi dirimu dengan hal yang sudah kamu ketahui saja. Pelajari juga hal-hal yang lainnya. Kamu boleh saja mengambil Sastra Inggris saat kuliah — bukan berarti kamu tidak harus belajar strategi pemasaran ketika sudah bekerja di agensi periklanan. Kamu boleh saja punya gelar Sarjana Teknik, tapi sebagai staf pemula, kamu mungkin dituntut belajar cara mengarsip.
Strategi pemasaran dan metode pengarsipan belum tentu diajarkan padamu saat kamu kuliah. Makanya, ketika kamu sudah bekerja, kamu harus bersikap terbuka. Jangan pernah merasa sudah sangat luar biasa.
4. Perpisahan itu pasti akan terjadi. Maka dari itu, nikmati.
ertemuan dan perpisahan itu niscaya. Saat wisuda, kamu pasti sibuk berfoto bersama dan tertawa menikmati momen dengan teman-temanmu. Sayangnya, mungkin itu adalah sesi foto bersama kalian yang terakhir kalinya. Mungkin saja besok kamu harus segera pindah kota untuk bekerja. Mungkin juga, teman-temanmu harus pulang ke kota kelahiran mereka.
Hubungan dekatmu dengan sahabat akan merenggang dengan sendirinya. Di sisi lain, kamu akan menjalin keakraban lain yang tak disangka-sangka. Dengan teman satu jurusan yang dulu tak dalam satu lingkaran denganmu, misalnya.
Tapi jangan khawatir. Ada saatnya kalian yang sudah merenggang akan bertemu kembali: entah karena pekerjaan, pesta pernikahan, maupun kelahiran anak.
5. Kamu harus berani mengambil kendali penuh atas hidupmu
Semasa kuliah, kamu punya silabus dan berbagai diktat keliling yang mengatur apa saja yang harus kamu lakukan. Selepas wisuda, keduanya tak lagi relevan. Yang mengatur hidupmu adalah hatimu sendiri. Kamu harus menjadikan pengalamanmu di masa lalu sebuah panduan baru untukmu.
Ini bukan fase dimana kamu masih bisa telat datang ke kelas dan titip absen. Inilah fase dimana kamu harus memaksa dirimu disiplin. Bangunlah pagi-pagi untuk persiapan wawancara kerja. Pelajari skripsimu lagi agar tidak kagok saat ditanya pewawancara. Ketika kamu sudah merasa jumawa, ingat: kamu cuma fresh graduate yang belum jadi apa-apa.
6. Ingatlah: ada kehidupan baru yang menunggumu
Wisuda itu hanyalah tanda kamu resmi bergelar sarjana. Tidak mengikuti upacara wisuda juga tidak apa-apa. Yang penting kamu paham bahwa fase baru menunggumu di masa depan.
Kata orang, inilah fase hidup yang sebenarnya. Klise, ya? Tapi mungkin ada benarnya juga. Ini saat dimana kamu mesti menerima bahwa kamu sudah dewasa. Dan ada bagian dari hidup orang dewasa yang tidak pernah dibicarakan kita. Bagian itu adalah rasa bosan, rasa frustrasi, rasa marah karena merasa diri direndahkan lingkungan.
Maka dari itu, persenjatai dirimu dari sekarang. Setelah empat tahun mencari jati dirimu, kamu sudah menemukannya. Terimalah siapapun dia. Cintai jiwa yang ada di dalamnya. Dengan ini, ketika kamu tak mendapat pengakuan dari lingkungan, masih ada satu orang yang bisa menghargaimu: dirimu sendiri.
Itulah sebagian kenyataan yang harus kamu pahami menjelang wisuda. Semoga bisa membantumu mempersiapkan diri menghadapi semuanya.
Sumber : www.hipwee.com
Discussion about this post