MEDIAACEH.CO, Banda Aceh – Raut wajah Marzuki tampak begitu sedih saat melihat kondisi Ayahnya saat ini. Pasalnya, kondisi ekonomi yang tidak mencukupi, Marzuki harus berjuang agar sang Ayah bisa sembuh dari penyakit yang dideritanya. Ia mengharapkan uluran tangan dari pemerintah maupun masyarakat.
Warga asal Panton Labu, Aceh Utara, Hanafiah penderita kanker kulit harus menjalani operasi di Rumah Sakit Umum Zainoel Abidin Banda Aceh dan melakukan kemoterapi di rumah sakit di wilayah Medan sebanyak 33 kali.
Namun keluarga kurang mampu ini mengeluhkan akibat tidak mempunyai biaya untuk ke Medan, ia tidak menjalani operasi serta kamoterapi.
“Kalau udah operasi di RSUZA maka ayah harus dibawa ke Medan untuk di kemoterapi karena di sini tidak bisa. Bagaimana kami membawa ayah sedangkan biaya saja tidak ada, apa lagi ke medan kami mau tinggal tempat siapa,” begitulah tutur anak Hanafiah, Marzuki saat menceritakan kondisi ayahnya.
Hanafiah belum menerima bantuan apapun dari pemerintah lokal maupun daerah.
“Kalau saya kerjaan juga gak tetap, kadang kerja bangunan, manjat pinang dan bersawah. Kalau nggak kerja nggak makan,” kata Marzuki bersama Ibunya Zainabon, pada mediaaceh.co, 1 Februari 2016.
Kini kondisi Hanafiah kian parah Kanker kulit di hidungnya telah menyebar hingga hampir ke mata. Begitu juga dengan kondisi hidungnya yang kini mengeluarkan lendir berbau menyengat hingga saat tidur pun nafasnya terasa sesak.
“Ayah menderita kanker lebih kurang udah setahun setengah. awalnya hanya benjolan kecil seperti tahi lalat di hidung. Namun semakin lama semakin membesar sampai pada suatu hari ayah pergi sendiri berobat ke Puskesmas,” jelasnya.
Melihat kondisi sang ayah yang bertambah parah, Marzuki langsung membawah ayahnya untuk menjalani perawatan di Rumah Sakit Cut Mutia Aceh Utara. Saat menjalani pengobatan di sana Hanafiah divonis terkena kanker kulit dan dirujuk ke RSUZA, Banda Aceh, pada Agustus 2015 lalu.
Kendatinya saat berada di RSUZA, Marzuki mengatakan, Ayahnya tidak menjalani rawat inap sehingga harus bolak balik Banda Aceh-Aceh Utara. Hanafiah di rumah sakit tersebut dirawat selama dua bulan hingga Oktober 2015.
“Sampai Oktober udah sebelas kali bolak balik ke RSUZA,” terang Marzuki.
Hanafiah kembali masuk dan di rawat di IGD RSUZA sejak Sabtu malam 30 Januari 2015 kemarin, dengan kondisi yang makin memprihatinkan Hanafiah diminta tetap harus menjalani operasi dan harus kemotrapi sebanyak 33 kali di salah satu rumah sakit yang ada di Meda.
Namun sang anak Marzuki yang menjadi tulang punggung keluarga selama ini mengeluhkan hal sama, kondisi keuangan yang tidak mencukupi sehingga kini ia bersama ibunya berharap ada bantuan baik dari pemerintah kabupaten maupun daerah.[] (zik)
Discussion about this post