MEDIAACEH.CO, Banda Aceh – Pengamat Politik dan Keamanan Aceh, Aryos Nivada, menilai pernyataan Ketua DPD Partai Demokrat Aceh merupakan sebuah blunder yang akan berakibat sangat fatal.
“Pernyataan Nova Iriansyah selaku Ketua Demokrat Aceh sangat fatal terhadap dirinya, klaim politik yang dilakukan Tarmizi Karim terjadi karena adanya kemungkinan sudah mendapatkan restu dari SBY atau karena adanya faktor kedekatan Tarmizi dengan SBY seperti informasi yang beredar,” ujar Aryos kepada mediaaceh.co, Jumat, 29 Januari 2016.
Menurutnya, langkah politik yang dimainkan oleh Tarmizi Karim dengan membangun komunikasi di level atas merupakan tindakan potong kompas, karena tidak adanya komunikasi di level bawah yaitu DPD Partai Demokrat Aceh.
“Menurut saya, bisa dibilang tidak solid di tataran DPD Demokrat sendiri atau sebaliknya, Tarmizi menerapkan strategi politik agar tidak dijarah peluang kursi partai Demokrat oleh kandidat lain. Tapi strategi saya dianggap tidak masuk akal,” kata Aryos.
Menurutnya, bantahan dari Ketua Demokrat Aceh Nova Iriansyah terhadap pernyataan Tarmizi Karim merupakan hal yang sangat fatal.
“Apakah sang ketua tidak memikirkan dampak, bahwa dirinya bisa dicopot sebagai ketua jikalau Tarmizi merapor kepada SBY,” ujarnya.
Kata Aryos, otoritas penentuan calon gubernur Aceh tetap di tentukan oleh DPP, yakni Ketua Umum Demokrat dan bukan pada ketua DPD. Pastinya Tarmizi Karim tidak tinggal diam atas tindakan Nova Iriansyah yang membantah di media.
“Kita lihat langkah yang diambil Tarmizi Karim untuk Nova Iriansyah,” kata Aryos.
Harus difahami pernyataan Tarmizi Karim mengatakan mendapatkan dukungan dari Demokrat bukan Partai Demokrat mengusung dirinya. Itu hal yang berbeda.
“Mendukung itu lebih berkaitan dengan dukungan moral, sedangkan mengusung terkait administratif,” ujarnya.[]
Discussion about this post