Tidak perlu pergi jauh untuk bisa menikmati alam sambil melepaskan penat setelah sepekan lelah bekerja, atau karena persoalan lainnya, kamu cukup mengunjungi Hutan Kota BNI, di desa Tibang, Banda Aceh.
Di hutan buatan ini, kamu akan menikmati cahaya matahari yang berusaha tampil dari balik ranting-rating pohon. Hembusan angin laut Alue Naga juga akan menyambut dan menemani kamu selama menyusuri keindahan di taman ini.
Suasana akan semakin lengkap dengan adanya hamparan rumput ilalang yang dibumbui runtuhan daun di sini.
Untuk memasuki tempat ini kamu harus melewati jembatan gantung yang didesain indah sebagai satu-satunya penghubung menuju taman ini. Di sepanjang jembatan, biasanya kamu akan menyaksikan adegan selfie para pengunjung.

Nah, sebagai informasi buat kamu, pembangunan hutan ini dilakukan sekitar empat tahun lalu di atas lahan seluas 7.15 hektar. Lokasinya persis di desa Tibang, Kota Banda Aceh.
Sejak selesai dibangun, ramai pengunjung menjadikan tempat ini sebagai lokasi menghabiskan akhir pekan. Kebanyakan dari mereka adalah kalangan muda, namun tak sedikit pula yang datang bersama keluarga tercinta.
Kegiatan pengunjung di sini juga beragam, mulai dari sekedar refreshing, olah raga, bahkan sampai megerjakan tugas kelompok para siswa hingga mahasiswa.
Hutan buatan yang terletak di sudut Kutaradja ini berjarak sekitar 6km dari pusat kota. Lokasi ini akan segera terlihat di sebelah kiri jalan setelah kamu melewati bundaran Simpang Mesra dan mengarah ke jembatan Krueng Cut.
Bagi kamu pecinta bunga, mungkin hutan buatan ini sangat cocok untuk dikunjungi. Sebab hanya berjarak sekitar 10 meter dari jembatan, kamu bakalan menikmati harum dan segarnya berbagai jenis bunga yang ada di sini. Dari data yang tertera pada sebuah tugu Hutan Kota di dekat jembatan. Ada 95 jenis pohon tanaman ditanam di sini, diantaranya cemara laut, ketapang, waru, glumpang, trembesi, dan kelapa. Sementara satu pohon yang cukup banyak ditaman di hutan kota ini yaitu trembesi (Samanea saman).
Untuk memudahkan kamu mengenali jenis-jenis bunga yang ada, di sini telah disediakan papan nama untuk setiap pohon dan bunga yang ditulis dalam bahasa Indonesia dan Latin.
Menikmati Jembatan Tajuk
Mengunjungi hutan kota ini rasanya tidak lengkap kalau belum menyusuri jembatan tajuk yang terbuat dari kayu. Jembatan ini beralaskan papan berukuran 15 cm yang disusun rapi melingkari hutan. Jembatan ini diawali dengan bentuknya yang datar, lalu menanjak, kemudian menurun. Di sepanjang jembatan ini para pengunjung terlihat berjalan menikmati teduhnya hutan ini.
Saat hendak pulang meninggalkan hutan buatan ini, jangan lupa terlebih dahulu berziarah ke makam bersejarah yang terletak di sisi kanan penghujung jalan arah pulang. Terdapat tiga titik kuburan di sini yang konon katanya merupakan makam keturunan raja-raja Aceh tempo dulu.
Discussion about this post