KEBERADAAN Badan Pengusahaan Kawasan Sabang (BPKS) masih menjadi sorotan publik di Aceh. Besarnya alokasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang dialokasi ke lembaga itu dinilai belum menuai hasil maksimal.
Aktivitas di Sabang masih jauh dari harapan masyarakat. Hasilnya masih berbanding terbalik dengan dana yang dikuncurkan. Lantas seperti apa tanggapan dari pihak BPKS?.
“Hambatan dan tantangan tentu selalu saja ada, itulah tugas manajemen untuk mengusahakan dapat menjalankan tugas dengan baik. Perlu waktu untuk melakukan perubahan,” ujar Kepala BPKS, Ir Fauzi Husin, kepada wartawan mediaaceh.co, Senin 18 Januari 2016.
Berikut wawancara langsung Fauzi Husein dengan wartawan mediaaceh.co di kantor perwakilan BPKS di Banda Aceh ini:
Bagaimana realisasi program pengembangan kawasan sabang pada 2015?
Sebagaimana master plan kawasan yang disiapkan pada tahun 2007, dimana ada 4 sektor prioritas pengembangan, yaitu: Pelabuhan Transhipment, pariwisata, perikanan dan industria serta perdagangan.
Pada 2015, Badan Pengusahaan Kawasan Sabang mendapat alokasi anggaran sekitar Rp 246,5 miliar. Sebahagian besar untuk melanjutkan pembangunan infrastruktur dasar yang sedang dalam progres pembangunan dari tahun sebelumnya.
Bisa Anda jelaskan lebih rinci?
Pelabuhan Transhipment yang sudah selesai dermaga tahap -1 dengan panjang 425 meter dan luas penumpukan sekitar 8 hektar. Dalam 2015 dilanjutkan dengan pembangunan gudang/workshop, fasilitas pengolahan limbah, reservoir/ kolam penampungan air bersih untuk kebutuhan pelabuhan, dan fasilitas pengamanan.
Kegiatan pelabuhan selama ini masih terbatas pada beberapa kegiatan. Selain ruitinitas import dari Port Klang ke pelabuhan BPKS Sabang juga di tahun 2015 ada melakukan ekspor pupuk atau fertilizer 300 ton dan 400 ton.
Pelabuhan BPKS telah menjadi salah satu destinasi Cruise, kapal pesiar dengan rata rata 11 kapal Cruise dunia dalam setahun yang singgah ke sabang sebelum melanjutkan perjalanan ke negara lain, seperti Kolombo dan Maldives.
Dalam 2015 sudah melakukan inisisasi kerjasama dengan port operator (MoU) untuk pengelolaan pelabuhan container BPKS, yaitu konsultan dan pelaku usaha yang bergerak di bidang kegiatan pelabuhan.
Kita juga telah masuk dalam Blue Print IMT-GT sebagai Maritime Connetivity “Ranong – Phuket-Sabang–Malahayati + Krueng Geukuh –Port Klang” dan Air Connectivity yang meliputi Sabang–Phuket-Langkawi.
Untuk bidang pariwisata bagaimana?
Pariwisata membangun dan meningkatkan jumlah lokasi tujuan wisata seperti melanjutkan penyelesaian renovasi tugu KM-0, mengadakan sosialisasi sadar wisata melalui program Clean and Green, mengadakan promosi wisata baik nasional dan manca negara melalui kegiatan Sabang Marine Festival dengan mengundang pelaut manca negara, Yachters dari Canada, Polandia, Switzerland, pada 12-16 Desember 2015 lalu serta mengadakan Explore Pulo Aceh untuk memperkenalkan kawasan wisatanya.
Selain itu BPKS juga sudah memulai membuka Museum Sabang walaupun masih tahap pengembangan dengan isi material di dalam masih minim, dan banyak lagi kegiatan lainnya yang berkaitan dengan pariwisata.
Selain itu, BPKS juga sudah melakukan beberapa kegiatan, seperti melakukan MOU dengan pelaku bisnis pariwisata untuk pengelolaan kawasan dan Termanal Marina yaitu dengan PT. Global Tarsindo Utama dengan mengandeng BUMN INA GROUP serta aktif mempromosikan pariwisata sabang bagi pelaku invstasi dalam dan luar negeri baik hotel, resort.
Di bidang perikanan, kita melanjutkan pematangan lahan untuk kawasan industri perikanan di Gugop Pulo Aceh.
Sementara pembangunan infrastruktur dasar, seperti jalan dan jembatan di Pulo Aceh dan juga menyelesaikan Infrastruktur, jaringan air bersih di kawasan wisata dan persiapan lahan kawasan industri di Balohan Sabang.
Termasuk mempercepat proses perizinan melalui Pelayanan Terpadu Satu Pintu, PTSP untuk perizinan import dan eksport.
Bagaimana dengan program pengembangan pembangunan 2016?
Program BPKS 2016 dengan anggaran sebesar Rp261 miliar yang berasal dari APBN murni, yaitu melakukan promosi secara profesional dan proporsional untuk mendapatkan investor dalam pengelolaan dan perdagangan. Dengan promosi tersebut diharapkan akan ada pihak pihak ivestor, operatos atau pengelola untuk kerjasama dalam pemanfaatan aset yang sudah tersedia demi terlaksananya kegiatan ekonomi di kawasan Sabang.
Selama ini BPKS sudah melakukan promosi di tingkat nasional. Sudah ada beberapa persetujuan dalam tahap MOU dan bahkan sudah ada yang masuk ketahap pemberian izin prinsip tapi pihak investor masih minta waktu untuk kajian mendalam.
Serapan Anggaran 2015?
Diawal tahun terlihat bahwa serapan anggaran BPKS adalah rendah. Karena pengeluaran diawal tahun baru pada tahap pengeluaran rutin.
Umumnya anggaran BPKS, sebahagian besar, 85 persen adalah untuk pembangunan fisik. Progres pembayaran fisik baru berlangsung mulai agustus 2015 sehingga sampai batas akhir Desember 2015, realisasi anggaran mencapai 83 persen.
Kalau hambatan yang dialami BPKS, Apa Saja?
Hambatan dan tantangan tentu selalu saja ada, itulah tugas manajemen untuk mengusahakan dapat menjalankan tugas dengan baik.
Perlu waktu untuk melakukan perubahan, untuk memperbaiki diri dari segi disiplin mapun capcity building, seperti dalam 2014, dimana BPKS sudah mendapat penghargaan dari menteri keuangan karena dapat memperbaiki LHP BPK dari Disclaimer menjadi WDP.
Kemudian pada 2015 baru lalu, di mana BPKS mendapat penghargaan lagi dari menteri keuangan karena dapat menyelesaikan sertifikasi lahan yang terbanyak untuk semua KL yang ada di Indonesia, tentu itu semua tidak terlepas dari kerjasama dari semua pihak yang terkait. Pada tahun 2015, BPKS melakukan kerja sama dengan Pemko Banda Aceh dalam menyusun program E- Kinerja BPKS dan pada ahun 2016 ini sudah dapat di terapkan dengan harapan dapat memperbaiki diri kedisiplinan sehingga dapat meningkatkan kinerja BPKS.
Letak Sabang katanya sangat strategis, namun aktivitas pelabuhan tak kunjung hidup seperti Batam, kenapa?
Sejauh ini aktivitas pelabuhan Sabang belum setara dengan pelabuhan di Batam. Namun, aktifitas pelabuhan Sabang terus meningkat setiap tahunnya. Sebagai contoh, kunjungan Cruise (kapal pesiar) ke Kota Sabang setiap tahunnya mengalami peningkatan secara signifikan.
Meskipun begitu, BPKS terus berupaya untuk melakukan terobosan-terobasan untuk meningkatkan aktifitas pelabuhan dan tentunya hal ini perlu dukungan dari berbagai pihak termasuk dari Pemerintah Provinsi untuk sama-sama mempercepat turunnya pelimpahan kewenangan kementerian lainnya sebagaimana amanah PP Nomor 83 Tahun 2010.
BPKS berharap, pelabuhan Sabang dalam waktu dekat dapat dijadikan pusat Persinggahan wisata kapal pesiar dunia untuk Indonesia wilayah barat.
Sedangkan untuk fasilitas pendukung pelabuhan masih minim dan ini akan terus ditingkatkan untuk standarisasi fasilitas pelabuhan internasional.
Berarti sulit membuat Sabang setara dengan Batam?
Harus diakui memang sulit. Batam saat awal-awal pembangunannya dikuncurkan dana besar-besaran oleh pemerintah. Lokasinya juga sangat strategis.
Sedangkan untuk Sabang, pemerintah mungkin belajar dari sebelumnya sehingga kuncuran dananya sesuai dengan kebutuhan pertahunnya.
Untuk setara Batam, susah. Paling kita genjot bidang pariwisatanya.
Selain lokasi yang strategis, Batam itu lokasi tanahnya datar. Sedangkan Sabang berbukit-bukit. Industri susah hidup. Cocoknya memang untuk pariwisata.
Selain itu, di Sabang juga ada hutan lindung. Untuk industri susah. Sedangkan untuk pariwisata memang sangat dibutuhkan.
Berapa dana yang ditargetkan untuk pembangunan pelabuhan bebas di Sabang?
Targetnya sekitar 41 triliun. Ini dari 2007 hingga 2021 nanti. Namun hingga 2015, APBN yang diplotkan baru sekitar 2 hingga 3 triliun. Untuk 2016 hanya diplotkan Rp261 miliar yang berasal dari APBN murni. Mungkin selebihnya, pemerintah pusat berharap agar bisa ditanggani oleh investor.
Artinya kekurangan dana tadi bisa ditutupi oleh para investor.
Bagaimana BPKS mengundang investor dengan beragam kendala yang terjadi?
Tahun ini kita mencoba bertemu satu persatu investor dan mengundangnya ke Sabang. Tatap muka langsung. Kita bakal mendatangi investor satu persatu.[zul]
Discussion about this post