MEDIAACEH.CO, Yerusalem – Pengadilan Israel melanjutkan persidangan seorang remaja Palestina bernama Ahmed Manasra atas tuduhan percobaan pembunuhan. Manasra, usia 13 tahun, terancam dijatuhi hukuman maksimal 20 tahun penjara bahkan hukuman mati jika terbukti bersalah.
“Tuduhan terhadap dirinya bukan bahwa ia menikam siapa pun, tetapi bahwa ia memiliki niat untuk membunuh,” kata Lea Tsemel, pengacara Ahmed seperti dilansir di laman Aljazeera. “Kami harus membuktikan bahwa ia tidak memiliki niat itu, melainkan karena rasa sakit dan takut,” ujarnya.
Menurut Tsmel, pengadilan distrik Yerusalem mendakwa remaja Palestina itu terlibat upaya pembunuhan warga Israel pada tanggal 30 Oktober 2015. Peristiwa ini terjadi menanggapi serangan dua warga Israel di pemukiman ilegal Pisgat Ze’ev pada 12 Oktober 2015. Kedua warga Israel itu menderita luka, namun selamat dari serangan.
Polisi Israel kemudian menembak mati Hassan Manasra, sepupu Ahmed yang menemaninya pada saat itu. Ahmed selamat setelah sebuah mobil yang melintas di lokasi menyelamatkannya.
Video yang menggambarkan saat kejadian menunjukan remaja itu terengah-engah dan melambaikan tangannya untuk meminta bantuan. Ekspresi ketakutan di wajahnya menjadi viral dan memicu kemarahan.
Dalam video, seseorang terdengar berteriak dan memakinya dalam bahasa Arab dengan aksen Israel: “! Mati, anak pelacur, mati”. Suara seorang yang lain mengutuk dia, “Mati!” dalam bahasa Ibrani.
Ahmed dibawa ke rumah sakit Hadassah di Yerusalem dan bertahan hidup setelah menderita patah tulang.
Saat ini Ahmed ditahan di sebuah fasilitas perawatan tertutup di Israel utara. Pengadilan menolak permintaan keluarga agar ia ditempatkan sebagai tahanan rumah. Ahmed akan merayakan ulang tahunnya yang ke-14 pada akhir bulan ini.
Sepertinya pengadilan Israel sengaja menahan Ahmed agar dapat menghukumnya setelah ia berusia 14 tahun. Menurut hukum Israel, anak-anak di bawah 14 tidak dapat dihukum.
November lalu, dalam sebuah video yang dirilis menjelang sidang, polisi Israel melecehkan Ahmed memaksa dia untuk mengaku mencoba membunuh orang-orang Yahudi dan membantu musuh pada saat perang.
Beberapa petugas polisi Israel berteriak pada Ahmed untuk mengakui perbuatannya. Ahmed menangis, memukul kepalanya sendiri, dan mengulang kata-kata “saya tidak ingat”.
Sumber: Tempo.co
Discussion about this post