Jakarta – Pasca peristiwa pengeboman di Thamrin, Polri melakukan pengembangan dengan menangkap 12 orang yang diduga terkait dengan Bahrun Naim. Kepala Divisi Humas Mabes Polri Irjen Anton Charliyan mengatakan, 12 orang yang ditangkap ini merupakan kelompok radikal lama yang sebagian merupakan lintas jaringan Aceh.
Penangkapan 12 orang ini masih dikaitkan dengan 4 pelaku aksi pengeboman di Thamrin. Pasalnya, 2 dari 4 terduga pelaku merupakan alumni jaringan Aceh.
“Mereka dari radikal lama, kebanyakan lintas jaringan yang ada di Aceh. Makanya dua orang terduga pelaku khususnya menjadi korban juga alumnus lintas jaringan di Aceh,” ujar Anton dalam jumpa pers di Mabes Polri, Jl Trunojoyo, Jakarta, Minggu (17/1/2016).
Terkait hubungan dengan aksi di Thamrin, Anton mengatakan masih terus ditelusuri keterlibatannya. Ia pun enggan berspekulasi.
“Kemudian tim juga masih meneliti, masih mendalami seberapa jauh keterlibatan langsung dengan bom di Thamrin,” sebut jenderal bintang dua itu.
Meski demikian, menurutnya ada persamaan rakitan bom dari penangkapan di Cirebon dengan bom di Thamrin. Model rakitan bom ini diduga merupakan satu jaringan Aceh.
“Sampai saat ini diteliti yang di Cirebon itu identik dengan bom yang dibuat yang ada di Thamrin, tabung gas 3 kilogram. Itu salah satu identifikasi, satu jaringan di Aceh,” tuturnya.
Seperti diketahui, Polisi melakukan penggerebekan di sejumlah daerah seperti Bekasi, Cirebon Jawa Barat, Kalimantan Timur pasca peledakan bom Thamrin. Penangkapan 12 orang ini disertai dengan penyitaan 9 pucuk senjata api, handphone, dan 1 unit sepeda motor. Bahkan salah satu yang ditangkap telah menerima kiriman dana dari ISIS.
“Salah satu pelaku yang ditangkap ini sudah mendapat transfer dana dari ISIS untuk membiayai operasi. Sekarang pengembangan dan pembuktian tim Densus 88,” tutur Kapolri Jenderal Badrodin Haiti, Sabtu (16/1/2016). | Sumber: detik.com
Discussion about this post