MEDIAACEH.CO, Jakarta – Ketua Komisi I DPR Mahfudz Siddiq mengapresiasi langkah cepat petugas dalam penanganan teror di Sarinah. Hanya saja, menurutnya tidak salah juga jika masih ada anggapan intelijen Indonesia kecolongan terkait peristiwa yang menewaskan 7 orang tersebut.
“Ketika kepolisian telah melakukan sejumlah penangkapan (terduga teroris). Menurut saya tidak salah jika ada pandangan kita kecolongan,” kata Mahfud dalam diskusi ‘Di Balik Teror Jakarta’ di Warung Daun, Jl Cikini Raya, Jakarta Pusat, Sabtu 16 Januari 2016.
Mahfudz mengatakan, jika memang petugas telah memiliki data mengenai rencana serangan sejak dua tahun lalu, kenapa teror di Sarinah masih saja terjadi.
“Kalau sejak 2 tahun lalu sudah dipublish peta kelompok radikal di Indonesia. Pertanyaanya, kalo peta itu sudah ada. kenapa kita masih tersesat di tengah jalan. Kalau petanya sudah jelas kenapa kisa masih tersesat, tersesat di sini artinya kenapa kita masih mengalami peristiwa kemarin,” tutur Mahfudz.
Argumen Mahfudz dibantah Tenaga Ahli di Puslitbang Polri dan Direktur Eksekutif RIDeP Hermawan Sulistyo. Menurutnya, yang namanya kecolongan, jarak waktu penanganan oleh petugas dari meledaknya bom yang pertama ada jeda yang lama.
“Yang namanya kecolongan itu waktunya 1 jam, atau kalau bomnya sudah meledak semua. Ini kan tiga menit sudah ada tindakan,” ujar Hermawan.
“Kalau ada dalam sastra itu ada istilah ‘menunggu godod’. Kita menunggu yang tidak jelas kapan datangnya. Kalau dibilang kecolongan kenapa bisa beres dalam 11 menit?” imbuhnya.
Saat hadir dalam diskusi, Hermawan tampak membawa beberapa peluru dan pakaian yang dipakai petugas kepolisian saat kejadian. Terlihat ada berkas darah di baju tersebut.
“Lalu ada yang bilang juga ini skenario. Mana ada darah sungguhan ini dibuat skenario,” ujarnya. []
Sumber: Detik
Discussion about this post