Senin, Mei 12, 2025
MEDIAACEH.CO
  • News
  • Headline
  • Sports
  • Politik
  • Ekonomi
  • Internasional
  • Health
  • Hiburan
  • Kolom
No Result
View All Result
  • News
  • Headline
  • Sports
  • Politik
  • Ekonomi
  • Internasional
  • Health
  • Hiburan
  • Kolom
No Result
View All Result
MEDIAACEH.CO

[Cerbung] Sang Kombatan (24)

by Redaksi
14 Januari 2016
in Tak Berkategori
Reading Time: 3 mins read
FacebookTwitterWhatsppLine

Misi Mengantar Billy

BILLY tersenyum melihatku. Aku hampir tak mengenali bule Amerika ini. Penampilan jauh berubah bila dibandingkan saat terakhir bertemu di kantor wilayah Samudera Pase, Alue Dua, Nisam, beberapa bulan lalu.

Billy sebenarnya hanyalah sebutan Tentara Nanggroe untuk sosok bule Amerika ini. Sedangkan nama aslinya adalah William Nelsen.

Beberapa bulan berada di lingkungan pasukan Nanggroe, ternyata membuat Billy kian pandai berbahasa Aceh dan Indonesia. Namun logat Amerika-nya masih sangat kental.

Rambut Billy kini dipangkas pendek serta pakaiannya terlihat necis. Sebelumnya ia gondrong serta agak urakan. Ia terlihat lebih kurus. Sosok itu tiba-tiba memelukku erat.

“Kupikir kau sudah meninggal, Pakwa. Aku rindu denganmu,” kata Billy. Aku terdiam.

“Senang melihatmu masih hidup, Pakwa. Selamat datang kembali,” kata Apa Syam tiba-tiba dari arah belakang. Pria itu tersenyum melihatku.

Billy melepaskan pelukannya.

Billy dan Apa Syam mengantarku ke sebuah rumah tua yang tak jauh dari markas.  Beberapa pasukan bersenjata AK-47 mengawal dari dekat. Dani bergabung dengan pasukan tadi.

“Kapan kau tiba di sini, Billy?” kataku setelah meletakan rasel dan rantang makanan di sudut ruangan. Di sana ada tempat tidur kecil yang memang disediakan untukku. Ukurannya hanya bisa menampung satu orang. Tidak ada kasur di atasnya, hanya anyaman tikar dan bantal.

“Sekitar 3 hari yang lalu. Dari Sawang, aku diantar oleh pasukan Si Inggreh ke pasukan Abram di Nisam. Mereka yang kemudian mengantarku ke sini. Kontak tembak yang kau dengar melalui melalui handphone beberapa waktu lalu, itu di kawasan Alue Seukee,” kata Billy lagi.

Aku mengangguk. Hatiku senang melihat melihat sosok itu masih sehat. Ia sedikit kurusan serta ada lingkaran hitam di sekeliling matanya. Kurasa ia kurang tidur.

“Well, Pakwa. Aku tinggalkan kau di sini dulu. Nanti kita bertemu lagi. Itu pun kalau kau tak sibuk,” katanya lagi.

“Bisakah panglima? Bisakah aku bertemu Pakwa lagi nanti sore,” ujar Billy lagi ke Apa Syam. Sedangkan Apa Syam hanya tersenyum. Ia kemudian mengangguk.

“Kau sudah kuanggap seperti bagian kami. Kau bisa masuk ke mana saja di sini,” ujar Apa Syam. Aku tersenyum.

“Nanti usai Ashar kita ketemu lagi, Billy. Aku rasa ada banyak hal yang perlu kita diskusi nanti,” kataku.

Billy dan Apa Syam kemudian berlalu. Aku mengambil rantang dan menyantap makanan hingga habis tak tersisa. Usai mandi dan salat Dhuhur, aku memilih tidur dan baru bangun jelang Ashar.

Aku kembali mandi dan Salat Ashar. Aku salat Ashar berjamaah di ruang tamu. Aku diminta menjadi imam dengan beberapa kombatan jadi makmum. Usai salat, aku memperhatikan mereka satu persatu.

“Aku tak melihat Rahmad sejak tiba tadi. Kemana dia?” ujarku pada pasukan. Namun mereka hanya diam.

Rahmad merupakan salah seorang pasukan pengawal kantor wilayah Samudera Pase. Usai pengumuman darurat militer, ia bergabung dengan pasukan Apa Syam.

“Apa yang terjadi dengannya?” tanyaku lagi.

“Ia telah syahid, Pakwa. Beberapa Minggu lalu. Ia terkena peluru di dada dan meninggal seketika,” ujar salah seorang pasukan. Aku tak mengenalnya. Kami kemudian terdiam.

“Kalau begitu, mari kita berdoa untuk para syuhada yang telah mendahului kita. Mari kita kirim doa untuk mereka, termasuk almarhum Rahmad,” ujarku sambil menadah tangan.

Usai berdoa, jamaah bubar. Mereka kembali ke posisi penjagaan masing-masing. Aku sendiri memilih duduk di halaman depan. Di sana ada beberapa kursi dan  meja bundar berwarna hitam.

Pikiranku masih terbayang sosok Rahmad. Aku teringat akan ucapannya di kantor wilayah Samudera Pase, beberapa bulan lalu.

“Mereka syahid. Aku juga akan menyusul mereka suatu ketika,” ujar Rahmad saat bercerita soal dua adiknya yang meninggal selama konflik. Jasad kedua adiknya bahkan belum ditemukan hingga kini.

“Aku berharap bisa meninggal dalam peperangan. Bisa syahid sebelum perang ini usai,” curhatnya ketika itu.

Ternyata harapan Rahmad ini benar-benar terwujud. Ia meninggal dalam perang. Ia meninggal sebelum perang usai seperti harapannya.

“Semoga kau bisa tenang di alam sana, Rahmad. Aku berdoa kau mendapat tempat yang layak bersama para syuhada lainnya di alam sana,” gumamku dalam hati.

“Rambo, Udin dan kini Rahmad. Kemudian ada ratusan lagi pemuda Aceh yang syahid. Ya tuhan, berikan tempat yang layak bagi mereka dan limpahkanlah kesabaran serta rejeki bagi keluarga mereka.”

Meninggalnya Rahmad membuatku sadar betapa beratnya konflik bagi masyarakat Aceh. Aku kembali teringat dengan ucapan Bang Yan di daerah perbatasan Aceh Utara dengan Bener Meriah beberapa pekan lalu. Saat itu aku dan Bang Yan melihat pasukan nanggroe latihan rutin.

“Menurutmu, berapa diantara mereka yang akan bertahan hingga darurat militer ini berakhir?” ujar Bang Yan kepadaku saat itu.

“Menurutmu, kapan kita akan menyusul mereka yang syahid itu? Apakah kita akan mati sebagai separatis atau pahlawan? Atau kita akan menambah daftar nama pengkhianati negeri ini,” tanyanya lagi.

Pertanyaan itu ada benarnya. Mungkin bagi Negara ini, orang-orang seperti Rahmad dan Rambo adalah pemberontak. Namun Negara tak pernah bertanya kenapa kami memberontak. [Bersambung]

Cerita bersambung ini karya Musa AM.

Baca juga:

[Cerbung] Sang Kombatan (23)

Previous Post

Korsel Tembak Pesawat Tanpa Awak Milik Korut

Next Post

Kehadiran Indomaret Dinilai Akan Membunuh Pedagang Tradisonal

JanganLewatkan!

Teken MoU, 4 Pulau di Singkil Masuk Wilayah Aceh

Hati-Hati! Marak Penipuan Bantuan Modal Usaha Mengatasnamakan Istri Gubernur Aceh

by Redaksi
11 Mei 2025
0

MEDIAACEH.CO, Banda Aceh - Kepala Biro Administrasi Pimpinan Sekretariat Daerah Aceh, Akkar Arafat, mengatakan, saat ini beredar penipuan yang mengatasnamakan istri...

Buka FKIJK Aceh Run 2025, Ini Pesan Wagub Fadhlullah

Buka FKIJK Aceh Run 2025, Ini Pesan Wagub Fadhlullah

by Redaksi
11 Mei 2025
0

MEDIAACEH.CO, Banda Aceh – Wakil Gubernur Aceh, H. Fadhlullah, secara resmi membuka ajang FKIJK Aceh Run 2025 yang digelar di...

Senggol Ayla, Fortuner Tabrak Pemotor Hingga Meninggal Dunia di Lampoh Saka

Senggol Ayla, Fortuner Tabrak Pemotor Hingga Meninggal Dunia di Lampoh Saka

by Muhammad Isa
11 Mei 2025
0

MEDIAACEH.CO, Pidie - Kecelakaan lalu lintas kembali terjadi di Jalan Lintas Banda Aceh-Medan, tepatnya di kawasan Dayah Bubue, Lampoh Saka,...

Next Post

Kehadiran Indomaret Dinilai Akan Membunuh Pedagang Tradisonal

Diajak Berpasangan dengan Mualem, Ini Kata Sofyan Dawood

Discussion about this post

  • Home
  • Iklan
  • Karir
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Redaksi
  • Tentang Kami

© 2021 MEDIAACEH.CO

No Result
View All Result
  • News
  • Headline
  • Sports
  • Politik
  • Ekonomi
  • Internasional
  • Health
  • Hiburan
  • Kolom

© 2021 MEDIAACEH.CO