MEDIAACEH.CO, Lhokseumawe – Rangkaian ledakan bom dan baku tembak di Sarinah, Jakarta, pagi tadi diduga dikakukan oleh kelompok yang mendukung Negara Islam Irak dan Suriah atau ISIS.
Hal ini diungkapkan pengamat teroris, Al Chaidar kepada mediaaceh.co, di Universitas Malikussaleh, Kamis sore, 14 Januari 2016.
Menurutnya, kelompok ini sengaja melakukan aksi teror dengan mengincar polisi sebagai sasarannya.
“Serangan teror 14 Januari ini, kemungkinan besar dilakukan oleh kelompok pendukung ISIS di Indonesia ini,” ujar Al Chaidar.
Menurut Al Chaidar, aksi bom bunuh diri dan tembakan terhadap polisi tersebut merupakan bukti bahwa ISIS benar-benar serius atas berbagai ancamannya.
Ia juga mengatakan, ancaman-ancaman yang mereka sebarkan melalui youtube dan berbagai media sosial lainnya ternyata serius dan bukan bluffing atau hanya gertak sambal.
“Memang rencana mereka menyerang perayaan natal dan tahun baru itu tidak terjadi, kecuali yang di Bandung. Saya kira ini menujukkan bahwa bahwa mereka sangat serius dalam membuat serang-serangan berikut. Saya kira ini adalah hal yang sangat serius dihadapi oleh Indonesia,” kata Al Chaidar.
Ia menambahkan, aksi di Sarinah merupakan sebuah kecolongan aparat keamanan. Karena, kata dia, ancaman-ancaman serupa sudah diberikan oleh kelompok-kelompok teroris bahwa mereka akan menyerang istana dan akan menyerang berbagai lokasi-lokasi lainnya di ibu kota.
“Saya kira aparat keamanan tidak menganggap itu serius. Memang yang sebelum-sebelunya itu hanya gertakan saja, tapi ternyata tanpa diduga bulan Januari 2016, tanpa ada pemberitahuan sebelumnya, tiba-tiba terjadi serangan ini. Jadi saya kira ini memang sebuah kecolongan yang besar bagi aparat keamanan,” pungkas Al Chaidar.
Sementara itu, sebagaimana dilansir Kompas.com, Kepala Polda Metro Jaya Irjen Tito Karnavian juga mengatakan, para pelaku teror di sekitar Gedung Sarinah, Jakarta, berkaitan dengan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).
“Jaringan pelaku berkaitan dengan ISIS,” kata Kapolda saat jumpa pers di Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis sore.
Kapolda menjelaskan, ISIS telah mengubah strategi. Jika dulu hanya beraksi di Irak dan Suriah, pemimpin ISIS Abu Bakar al-Baghdadi kemudian memerintahkan pengikutnya beroperasi di luar. [ib]
Discussion about this post