MEDIAACEH.CO, Banda Aceh – Dewan Eksekutif Mahasiswa (DEMA) UIN Ar-Raniry, mengadakan diskusi publik terkait isu kasus kelompok bersenjata Nurdin Bin Ismail alias Din Minimi, Kamis, 7 Januari 2016 di aula gedung rektorat kampus tersebut.
Acara yang mengusung tema “Menakar Teka-Teki Din Minimi” tersebut berlangsung mulai pukul 09.00 WIB pagi, yang menghadirkan pembicara dari berbagai kalangan.
Salah satunya adalah Direktur YARA, Safaruddin, dalam pandangannya, Din minimi mengaku kecewa terhadap Pemerintah Aceh, karena korban konflik di Aceh terabaikan.
“Seperti dalam keluarga Din Minimi sendri. Ia tidak mendapatkan bantuan apa-apa dari pemerintah. Oleh sebab itu saya menghubungi awak media agar apa yang diinginkan orang Din Minimi Pemerintah akan merespon,” ujar Safaruddin.
Namun, Respon pemerintah pada saat itu adalah menangkap mereka, kata Safaruddin, Sehingga akhirnya mereka lari dan terjadi kontak senjata.
Safaruddin menambahkan, hari ini ketika Din Minimi sudah turun dan ingin menyelesaikan masalah masih juga ribut. Seperti amnesti, Safaruddin menyebutkan, dirinya sepakat dengan Presiden.
“Jika ini (amnesti) tidak kita lakukan maka bisa jadi akan ribut kembali. Orang Aceh semakin di lawan semakin suka. Ini adalah karakter kita orang Aceh,” ujar Safar.
“Kemarin saya ketemu Din Minimi dan berkomitmen untuk mengawal amnesti dan kebijakan pemerintah,
Karena hari ini saya melihat pihak pemerintah tidak merespon bahkan juga Wali Nanggroe tidak ikut merespon,” ujarnya lagi.[]
Discussion about this post