MEDIAACEH.CO, Jakarta – Upaya diplomasi mulai dilakukan pemerintah Indonesia ke pemerintahan Arab Saudi dan Iran.
Hubungan kedua negara Timur Tengah itu kini mulai memanas pasca-eksekusi mati ulama Syiah di Arab Saudi.
Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi menjelaskan bahwa Indonesia yang tidak memiliki kepentingan apa pun dalam konflik ini, memiliki nilai lebih untuk bisa menjadi penengah.
Kontak mulai dilakukan dengan Menteri Luar Negeri kedua negara itu.
“Jadi separuh hari kemarin, saya melakukan komunikasi baik dengan Sekjen OIC (Organisation of Islamic Cooperation), Menlu Iran dan juga Menlu Saudi,” ujar Retno di Istana Kepresidenan.
Dalam komunikasi itu, Retno menjelaskan sikap pemerintah Indonesia yang prihatin dengan memburuknya hubungan Iran dan Arab Saudi.
Selain itu, pemerintah Indonesia juga mengharapkan masing-masing pihak menahan diri setingga situasi tidak menjadi lebih memburuk.
“Indonesia menekankan pentingnya stabilitas dan perdamaian di kawasan. Dan Saudi dan Iran memegang peran sangat penting untuk terciptanya perdamaian dan stabilitas di kawasan,” ucap Retno.
Selain dengan negara-negara Arab, komunikasi juga dilakukan dengan Menlu Rusia.
Menurut Retno, seluruh komunikasi ini masih belum menyimpulkan apa pun sehingga belum bisa dibuka ke publik.
Hubungan Saudi-Iran memburuk setelah pemerintah di Riyadh mengeksekusi ulama Syiah terkemuka, Sheikh Nimr al-Nimr, pada Sabtu (2/1/2016) lalu, terkait kasus terorisme.
Ia menjalani hukuman mati bersama tidak kurang dari 40 orang lainnya.
Eksekusi Al-Nimr memicu kemarahan di Iran dan beberapa kawasan lain di dunia dan memicu aksi unjuk rasa di Teheran, yang berlangsung di depan kantor Kedutaan Arab Saudi.
Para pengunjuk rasa antara lain melempari kantor Kedutaan Arab Saudi dengan bom molotov.
Pada Minggu (3/1/2016) malam, Kementerian Luar Negeri Saudi di Riyadh mengumumkan pemutusan hubungan diplomatik dengan Iran.
Sumber: Kompas.com
Discussion about this post